Yogyakarta, sekitaran jam 9 di malam rabu pada pertengahan september 2001
yogyakarta, kota yang siang tadi aku rasakan panasnya, berubah drastis hampir 180 derajat. malam ini aku rasakan betapa angin malam yang biasanya begitu manja menyelimuti sekujur tubuhku dengan kesejukannya, berubah jadi dewa perang yang memaksa aku tuk merapatkan jaket yang ku kenakan. angin malam, saat ini mencoba tuk mengoyak dan mencabik seluruh sendi dan menusuk serta menghujam dalam-dalam ke seluruh pori-pori kulitku. sungguh aneh, memang, tapi itulahyang aku rasakan malam ini.
kekasih malamku tak nampak di kegelapan langit, di tutup oleh keangkuhan awan hitam yang menggulung pekat di atas sana. kekasihku yang biasanya tersenyum padaku tiap malam, seakan-akan hilang di rengkuh oleh keangkuhan malam, kesombongan pekatnya hitam, dan keangkuhan gumpalan awan-awan hitam di langit sana.
aku jujur, malam ini aku lelah sekali. lelah pada semua yang ada. lelah akibat apa yang ada. dan lelah akibat kelelahan itu sendiri. lelah yang tiada akhir.
aku tak bisa memejamkan mata di saat kelelahanku sudah memuncak. entah mengapa.
kembali aku lumat tubuh kekasihku yang lain. aku mulai menghisapnya kuat-kuat, aku rengkuh segala kenikmatan semu yang aku dapatkan darinya, sampai tubuhnya semakin mengecil, di bakar api asmara yang aku ciptakan. bibirku yak bisa melepas tubuhnya yang mungil, tarikan nafasku pun mengiringi bagian dari tubuhnya memasuki tubuhku, racunnya meracuni peredaran darahku. tapi aku tak bisa lepas darinya, walau aku tau betapa berbahayanya dirinya.
sudah tubuh ke lima yang sudah aku habiskan, dan kunyalakan lagi yang ke eman ini, aku hisap dia dengan segenap perasaan yang ada, untuk sekedar melepaskan diri dari segenap kegalauan yang ada, sungguh dia kekasihyang paling mengerti aku saat ini, walau nikotinya begitu membahayakan diri ini, tapi akutak pedulu, dan tak mau mengerti, karena aku butuh dia setiap saat, dan entah sampai kapan itu semua berakhir.
malam ini, malam ke 11 di bulan september, tak seperti malam-malam sebelumnya, aku merasa ada yang lain, tapi apa...belum aku temukan jawabannya.
[kemana perginya kelembutan angin??]