Saturday, October 20, 2001

nie??, kamu kenapa?, ada masalah?, koq kayaknya??

Friday, October 19, 2001

tak ada yang berbeda malam ini .. segala sesuatu berlangsung seperti biasa, tapi bukankah akupun hanya gadis biasa yang tiada dapat mengharapkan hal yang luar biasa?

bulan di luar tetap kelam .. angin tetap dingin .. dan hati ini sungguh sepi ..
dan dikala kerinduan menjadi sesuatu yang tidak tertahankan, maka kuambil penaku, kubuka diaryku, namun entah kenapa, tidak banyak kata yang bisa terurai .. sungguhpun aku mau kerinduan ku itu menjelma menjadi sesuatu yang nyata dan bukah hanya ilusi.
kucoba merangkai kata, membentuk kalimat, dan mengarang cerita .. tapi entah .. kenapa yang terlempar keluar dari pikiranku, yang tentu saja menjadi isi dari jiwaku adalah namamu .. satu nama yang kugoreskan kuat2 pada kertas yang tidak lagi putih.

kulangkahkan kakiku menuju cermin di dalam kamar mandiku, kutatap bayangan yang terpantul disana .. sungguh dengan mata ini aku mau buat kamu senang .. dan dengan bibir ini ku ingin lagukan kisah yang membuat kau tertawa, tapi mataku tak secerah dulu .. dan bibirku tak seindah dulu .. dan dulu kau belum ada. Sungguh tidak banyak yang tersisa dariku, hanya ada sisa hati .. sisa cinta .. dan juga sisa tubuh .. tidak banyak .. namun sungguh hanya ini yang kupunya .. dan bukankah sudah kubilang kertas itu tidak lagi putih?

dan malam ini aku mau kamu tau .. kalau aku sayang kamu .. dan kuharap itu cukup karena hanya itu yang kupunya


Thursday, October 18, 2001

Selamat siang jikalau memang sudah siang, ataupunn mungkin sore hari ataupun malah pagi hari ini.., dan selamat bekerja jakalu memang kamu sedang atau bahkan mau bekerja, atau mungkin juga selamat istirahat siang atau bahkan mungkin siap-siap berkemas untuk pulang. Teriring salam kerinduan dari ujung indramayu yang mungkin sedikit gersang ini aku coba untuk mencoba menyapa dan bertanya bagaimana kabarmu yang ada di sana. Mungkin waktu belumlah lama telah berlalu tapi rasa yang ada sangatlah lama berselang di pelupuk mata. Dengan diiringi lagu-lagu dari padi dengan mahadewi nya, aku teruskan menuliskan apa yang ingin kalbuku sampaikan. Harap jangan tertawa ataupun tersenyum, juga jangan kamu malah bergelak terpingkal-pingkal dengan segenap apa yang ada karena memang hidup ini penuh dengan kelucuan-keluacuan dan dengan sedikit kerancuan hidup yang ada. Dunia dengan segala macam warna bentuknya, mungkin sekedar untuk berkaca dan juga berlomba dalam mengejar segala sesuatu yang ada, sekedar cita-cita, atau juga sekedar impian indah yang ada dan selalu terbayang di pelupuk mata tentang segala sesuatu makna hidup yang memang semestinya memang kita selalu impikan. Mimpi-mimpi yang terkadang membuat kita malas melakukan sesatu yang semestinya kita lakukan atau juga memang wajib kita kerjakan, terkadang seharusnya memang kita wajib juga lupakan.
Segala macam bentuk cerita yang di kemas dalam bentuk komik yang begitu indah menceritakan tentang segala macam bentuk cerita kehidupan terkadang sangat meracuni jalan fikiran kita, tanpa mau untuk memfilter apa yang masuk ke dalam sanubari kita dan cintapun bagai racun aku rasa.

Sebelumnya jangan lah kamu tertawa ataupun sinis sebelum membaca tulisaku ini yang memang hanya sebuag tulisan sampah yang tak berati sama sekali.
Itupun tidaklah menyurutkan niatku untuk meneruskan tulisanku ini, karena inilah ungkapan hati yang tak pernah terungkapkan walaupun pada angin sekalipun.
Kerinduan yang aku pendam dan juga rasa kangen yang aku rasakan tidaklah pernah tuntas sampai kapanpun ( semoga ), itu semua bukanlah rayuan semata tapi apa yang aku rasakan saat ini hanyalah kerinduan akanmu, yang aku sendiripun kerap kali tidak mengerti kenapa semua itu terjadi.
Sejak awal pertemuan maya itu, sejak itu pula bayangan semu mu selalu menari – nari dalam lubuk mataku, tak lekang dari ingatanku walaupun aku tak pernah mengenalmu secara visual. Tumpahan dan curahan kerinduanku tak pernah pula membuat dinding – dinding kamarku bosan untuk mendengarkanku, semilir anginpun tak pernah bosan untuk menyapu segenap anganku tentangmu, mengajarkan tentang kerinduan yang terpendam. Walau semua itu aku yakin hanyakah sebagian dari anganku saja. Aku tak pernah punya rasa keberanian untuk mengukapkanya padamu. Dan aku pun menyakini semua itu, yakin pada waktu yang suatu saat nanti pasti akan mengungkapkan semuanya padamu. Dan anggaplah tulisan ini hanya sebagian dari perjalanan waktu itu.
Aku tidak pernah iri pada keserasian merapi dan merbabu, aku tidak pernah peduli akan persengketaan air dan api, aku tidak pernah berani untuk mengungkapkan semua isi hati ku sendiri, aku anggap semua rasa yang ada hanyalah satu dari rangkaian mimpi indah, walaupun kamupun pernah bilang kalau kamu bukanlah mimpi tapi kamu sangatlah nyata. Aku hanya bisa bicara di belakang dinding-dinding kebisuan diri, aku bukanlah sastrawan yang pandai merangkai kata rayuan indah, aku juga bukanlah ilmuan yang bisa berteori muluk-muluk tentang makna cinta, karena aku adalah aku, yang hanya bisa menuliskan apa yang ada di dasar hatiku sendiri.
Kebisuan dinding-dinding kamarku kerap kali aku jadikan guru pembimbingku untuk mencoba mengetahui berapa besar rasa tololku dan juga seberapa besar rasa sombong yang aku miliki. Dalam segala kesempatan, kebisuan dinding-dinding kamarku sendiri yang menyampaikan pelajaran tentang betapa besarnya makna cinta yang sebenarnya, dan juga mengajarkan tentang segala hal yang ia tau, mengajarkan tentang makna kehidupan dalam kediamannya.
Aku tak pernah beranjak ataupun bosan dengan segala kepengapan yang ada di dalam kamarku sendiri, biarlah semua itu terjadi seiring dengan berjalannya waktu, aku suka dengan keadaan kamarku sendiri, dengan pengapnya, dengan segala macam kesunyiannya, ataupun dengan segala macam pernak-pernik yang berserakan tak teratur di lantai kamarku ini. Semua itu serasa menggambarkan segala sesuatu yang terjadi dalam hidupku.
Cinta bukan segalanya, itu yang pernah aku dengar entah dari siapa, tapi kamu bilang sebaliknya, bahwa cinta adalah segalanya bagimu, benar nie?, atau aku salah menafsirkannya, aku sentimentil, egois dan mau menang sendiri.
Dan aku katakan padamu nie lewat tulisan ini, walau aku ragu kamu baca atau tidak tulisanku ini, sampai saat ini, sisa hati yang aku miliki masih belum bisa aku ambil dari sisimu, sampai saat ini, walau aku sadar sepenuhnya itu hanya mimpi, tapi aku berharap mimpi itu suatu waktu nanti menjadi realita yang sebenarnya, walaupun aku sadari juga sepenuhnya memang kita ada di jalan yang amat berbeda. Dan aku mau juga kamu sadari itu. Dan akupun menyimpan rasa sayangmu itu dengan segenap perbedaan yang ada itu, seperti yang kamu bilang nie. Aku sayang kamu ....

Tuesday, October 16, 2001

ke kampus dolo deh, dah jam 9

uah, ada yang protes euy, katanya di sini ini isinya cerita tentang sedih mulu, wadoh ya aku bingung, emang aku buat blogger ini buat ngilangin sedih dengan menceritakan atau bukan yaa cerita tentang sedih, iya kan nie?, tuh tanya aja sama nie, wong aku buat kan demi hati yang sepi tapi ya bukan berarti dengan membaca blogger ini kita jadi ikutan sedih tentunya, marilah kita belajar bahagia dari rasa sedih, tapi gimana cara?
heauhahahhaha, tapi itu yang harus di pecahkan bersama, kita tertawa sembari mengurai air mata, dan kita terbahak sembari menahan sakit di dada, apa kesannya terlalu cengeng?, enggak ah, enggak cengeng, jadi jangan di anggep terlalu tegar buat menghadapi sesuatu, tapi marilah bersembunyi dari kesedihan di balik kata-kata, jadi tolong yang protes kalau blog ini banyak cerita sedih, jangan baca blog gue lagi deh, heuahahah, gue kan egois, iya gak nie, tuh tanya nie, pasti di jawabnya iyah..:p

uah, mau nulis di cybersastra.net males euy, heuahahah, emang gue gak isa nulis..:p, tapi yaa namanya juga usaha, baik dan buruk, bagus atau tidak, tergantung yang membaca dan menilainya kan..hehehe, aku mah cuman memunguti serpihan kata dan huruf, menyambungkan kata demi kata menjadi rangkaian kalimat yang mungkin sedikit bermakna, kalau tidak, yaa itu resiko dari orang yang sok tau macam aku, heuahahha..

Andaikan dulu aku bicara
mungkin kau masih di sini
memang salahku yang tak peduli
akan isyarat darimu
kau coba raih simpati
tapi aku menutup diri
dan kau pun pergi jauh
..........
(jamrud)

Dan hujan di luarpun aku rasa semakin lebat dan tak terbendung lagi. menciptakan dimensi kesepian tersendiri. awan gelap masih menggumpal tatkala tape kamarku mengalunkan melodi dari jamrud dengan amat syahdunya, yang memaksa anganku untuk kembali ke balik awan kelabu itu.
Langit Yogyakarta tanpam taburan bintang malam ini, yang ada hanyalah musik yang tercipta dari gemericik aliran hujan yang jatuh di atap kamar kostku, dingin.

Semilir angin yang menyertai hujan kali inipun terasa lain ketika tiba di pori-pori kalbuku, seakan mencoba menyadarkanku dari mimpi yang selama ini mendekap erat semua titik kesadaranku tentangmu. dan penyesalan demi penyesalan yang aku ungkapkan tetaplah sia-sia menurut konteksku sendiri tentu saja.
Setiap sayatan dan irisan angin dingin yang mengiris tipis sekujur tubuhku ini, dan bacokan demi bacokan yang aku rasa di tulang tubuhku yang tak berkalsium ini aku resapi segala rasanya, aku resapi kepedihannya, sepedih hati ini ?

Dan butiran air di separuh wajahku, mengingatkan aku tentang belaian lembut tanganmu kala itu?

Kadang aku tertawa dalam kesedihanku, kadang aku tertawa demi segala ketololan yang aku kedepankan, kadang aku juga meradang dalam kebahagiaanku. siapa aku ?, siapa kamu ?. entahlah

Dan ketika langit tidak lagi mendung, senyum cerah para bintang menghiasi bibir cakrawala, kakilangit yang indah mana kala lembayung senja tiba, goresan pena sang Maha Pencipta, menggambarkan torehan dan deretan luka dalam dimensinya sendiri. menggambarkan segenap kebahagiaan dalam konteksnya sendiri, dan akupun duduk bersimpuh tengadahkan kepala, merapalkan sederetan doa, memanjatkan lusinan keinginan yang tersimpan dalam dada, kapankan senyummu kembali menghiasi cakrawala ini ??.

Awan kembali menggumpal di keremangan pagi nan jelita ini. Matahari masih nyenyak tertidur berselimutkan awan-awan kumulus yang indah menggantung di kakilangit, menciptakan mimpi yang sungguh erotis dan ironis, tentang semua perjalanan dan kebahagiaan, juga kepedihan yang tak terungkapkan. Matahari masih tertidur, dan akupun masih di tindih banyang-banyangmu....

17 oktober 2001
yogyakarta, jam 8.52 wib

Sunday, October 14, 2001

*ngantoek*
bobo dulu yah tayank :P

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Top Web Hosting | manhattan lasik | websites for accountants