Saturday, November 16, 2002

tentang sebuah harapan akan sebuah mimpi, segala sesuatu yang masih di dalam angan adalah mimpi, salahkah kalau aku menganggapnya begitu?, mungkin juga banyak salahnya, karena anginpun tidak pernah nyata bentuknya, hanya bisa di rasa tanpa bisa di sentuh, dan kamu juga nyata walau tidak pernah bisa aku sentuh, berapa tahun aku kenal kamu?, berapa lama kita telah menghabiskan waktu berjam-jam untuk saling melontarkan kata yang ada di pikiran masing-masing dari depan komputer masing-masing pada dunia "real" kita?, untuk sekedar saling mengerti dan saling mengenal, akankah senandung itu aku nyanyikan kembali,

coba kau tinggalkan aku sendiri, untuk belajar menahan kerinduan dan untuk menimbang seberapa kadar cintaku kasihku padamu, sampai seberapa kesetiaanku padamu.

coba kau biarkan aku berfikir apa yang mesti ku lakukan padamu, setiap orang selalu saja bicara tentang masa depan dan masa silam, aku akan jujur saja kukatakan, aku cinta padamu

kulihat kaki-kaki burung berdansa, kulihat putik-putik kembang berdendang.. ikukah bertanda aku jatuh cinta, itukah bertanda hatiku mulai tergugah

coba kau renungkan sekali lagi disisi manakah ku harus berdiri. sebab semua ini tergantung padamu, sedang disini telah ku buka tanganku. sekarang tinggal bagaimanakah kau bersikap padaku

kekerasanmu mulai aku sukai, sikap-sikapmu pun telah aku mengerti, walau kita ada di jalan berbeda

berarkah dari satu sudutmu, cintaku mulai tumbuh subur, atau semua ini hanyalah sejenak, seperti yang selalu aku dapati, seperti yang selalu aku temui

akankah aku akan menyadari setelah kamu pergi?, bukan-bukan karena aku tidak sadar, tapi antara kamu dan aku ada sedikit perbedaan, dan itu adalah suatu keasikan, bukan untuk saling mempermainkan, tapi sebuah tanda sayang. dengan jujur aku tidak mau membangun sebuah bangunan indah tapi mimpi, karena kamu bukan sekedar mimpi, aku tidak mau berkata ya, karena kamu tidaklah "nyata". jangan, jangan marah, jujur aku tidak bermaksud membuat kamu menangis, aku cuma ingin kamu tau, kalau "bermimpi" itu enggak enak walau dalam mimpi itu indah, lebih baik menangis dalam sebuah mimpi, tapi dalam hidup ini kamu tertawa, hidup ini bukan hanya aku, dan aku tau kamupun sadar itu, aku enggak bermaksud membuat kamu menangis, tapi mencoba membuat kamu sadar, bahwa bermimpi tentang keindahan itu enggak enak kalau tidak jadi kenyataan, enggak enak say, enggak enak..@#$*%$#

bandung, dah berapa hari ini aku lagi bermimpi mengejar cita-cita kecil di kota ini, mencoba menggapai sebuah harapan demi asa di masa depan, semoga aku bisa mendapatkannya, tapi sedihnya, tadi pagi, uwak gue meninggal, uwak yang ngegedein gue meninggal dan gue gak ada di samping dia, dan enggak ada pula di saat penguburan beliau, antara kehilangan dan rasa syukur berbaur, kehilangan mana kala orang yang dari kecil begitu dekat dengan aku telah pergi dan tanpa bisa aku ikut menghantar kepergiannya setelah dia cerita bangun dari mati, rasa syukur ada mana kala aku ingat penderitaan uwak gue di grogoti penyakit, setidaknya kematian beliau adalah kasih Allah kepadanya.Amien
aku kehilangan beliau, yang aku inget dari beliau adalah petuah tentang beberapa zikir, cerita tentang kehidupan kakek buyut gue yang kayaknya penuh legenda banget, dan jujur gue juga gak terlalu yakin, cerita tentang perjuangan bokap gue demi ngegedein gue gimana, sayang semuanya terputus mana kala aku sedang berusaha bangun, tapi aku terakhir ketemu dia, dia bilang, aku kudu sabar, semoga arwah beliau di terima di sisiNya. amien

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Top Web Hosting | manhattan lasik | websites for accountants