Friday, June 14, 2002


Lelah Hidup Sendirian....!


Jakarta, KCM

Sukses dalam karir dan cantik
Berkali-kali pacaran gagal
Sementara usia semakin tua
Apa yang Anda lakukan bila kehidupan cinta Anda terus
menerus berakhir dengan kegagalan?

Kasus:

Saya perempuan berusia 36 tahun, sukses dalam karir.
Memiliki banyak teman baik laki-laki mau pun
perempuan. Tetapi kehidupan cinta saya selalu berakhir
dengan kegagalan dan ini seolah bencana. Saya cantik
dan sering berkencan. Pacaran dilakukan setelah dia
atau saya mulai menyatakan tertarik. Namun, dalam dua
bulan terakhir ini , saya mengalami dua peristiwa
pahit. Pertama, pacar saya, yang saya pikir cukup
hebat , baik dan bertanggungjawab mendadak berhenti
menelepon, dan belakangan saya tahu dia sudah pacaran
lagi dengan gadis yang lebih muda. Ya sudahlah,
kemudian saya pacaran lagi dengan laki-laki yang
sangat romantis. Ia sangat perhatian, sering mengirim
hadiah kecil atau memberikan catatan-catatan manis,
tetapi baru-baru ini, ia mengatakan: "Tidak ingin
hubungan percintaan, tetapi hanya seks". Saya tidak
tertarik lagi padanya dan berlalu. Sampai lima tahun
ini, saya tidak punya pacar serius. Saya sudah
berkonsultasi ke psikolog dan katanya tidak ada
masalah dengan kepribadian saya. Saya juga meminta
teman-teman saya berkata terus terang, apakah ada
sesuatu yang salah dengan saya? Mereka semua
mengatakan saya baik hati, menyenangkan dan hangat.
Hanya saja saya belum beruntung. Mengapa saya terus
menerus gagal –pacar-pacar saya datang dari berbagai
macam latarbelakang kelompok dan profesi. Saya
berkenalan dengan cara yang berbeda-beda, mulai dari
pandangan mata, teman kerja, bekas teman kuliah dulu ,
bahkan dari internet. Tidak ada yang berhasil. Saya
sudah lelah hidup sendirian. I just want a guy to call
my own….( Savage Love)

"Jangan mengasihani diri sendiri," kata Dan Savage
kolumnis dalam WebMD’s Savage Family Advice dan
penulis buku Savage Love. Dalam keadaan ini, menurut
Savage, tidak banyak nasihat yang bisa disampaikan,
kecuali: Tetaplah bersemangat, keep your spirits up,
jangan berkubang kesedihan dan tenggelam dalam
keputusasaan. Pasti ada laki-laki di luar sana untuk
Anda. Jadi, lakukan sesuatu, pergilah ke banyak tempat
yang menarik minat dan siapa tahu Anda akan menjumpai
pasangan Anda.

Begitulah nasihat yang selalu diberikan dari masa ke
masa, bagi para lajang yang sulit mencari pasangan,
nasihat kuno tapi sungguh beralasan. Jangan pernah
mengatakan kegagalan terus menerus dalam percintaan
sebagai sebuah bencana karena itu bukanlah bencana.
Banyak orang mengalami hal lebih berat dalam hidupnya:
seperti mengalami kekerasan seksual dalam rumah
tangganya, ditinggalkan sesaat sesudah menikah,
pasangannya ternyata bukanlah bujangan seperti yang
dikatakan sebelumnya. Atau mendapatkan pasangan dengan
kelainan kejiwaan. Sedangkan kesulitan mencari
pasangan, hanyalah persoalan waktu dan karena Anda
belum beruntung menemukan seseorang yang bisa diajak
berbagi hidup untuk selamanya.

Satu-satunya cara mencegah Anda frustasi dalam keadaan
ini adalah menguatkan dan menenangkan diri sebelum
memulai lagi dengan sejumlah kencan yang mungkin akan
berakhir dengan kegagalan dan membuat Anda frustasi
lagi. Tetapi, Anda harus terus berusaha dan tetaplah
berkencan, karena itu adalah satu-satu-nya cara
mendapatkan pasangan hidup. Dan, jika Anda
menemukannya suatu hari nanti, pada saat itulah segala
ketidakberuntungan itu berakhir. Satu hal penting,
jangan memulai kencan dengan bayang-bayang masa lalu,
seperti perasaan pahit, sakit hati, putus asa, benci
atau marah pada seseorang. Sifat-sifat yang justru
akan menakutkan calon pasangan potensial Anda.

Sikap yang paling tepat menurut Savage adalah selalu
melihat sisi terang dari semua kegagalan yang pernah
Anda alami dan itulah yang akan membuat semangat Anda
terus menyala, doesn’t it?

Sementara itu, psikolog Barbara De Angelis mengatakan
bahwa ketika melakukan konseling dengan ribuan
laki-laki dan perempuan selama bertahun-tahun,
pelajaran terpenting yang ia peroleh adalah: Begitu
banyak kekecewaan, penderitaan, sakit hati dan
malapetaka yang kita alami dalam bercinta sebenarnya
bisa dihindari jika kita mau memperhatikan pada masa
awal-awal hubungan tanda-tanda hubungan yang tidak
sehat.

Anda perlu mengajukan banyak pertanyaan, mencermati
tanda-tanda peringatan atau masalah-masalah yang
potensial dan tetap memusatkan perhatian pada apa yang
sedang Anda cari dalam diri seorang pasangan, dan apa
yang sedang Anda coba hindari. Sebab tidak sedikit
orang di dunia ini, memiliki
karakteristik-karakteristik yang bisa menyebabkan
munculnya masalah-masalah yang serius dalam suatu
hubungan.

Tidak satu pun, manusia yang sempurna, itu adalah
prinsipnya. Tetapi, beberapa dari karateristik ini
jauh lebih berbahaya dan destruktif dibandingkan
karakteristik- karakteristik lainnya. Hal-hal berikut
inilah yang menurut De Angelis perlu Anda cermati
dalam diri calon pasangan Anda:

Emosinya belum matang. Jauhi pasangan yang tingkat
emosionalnya belum matang. Begitu banyak orang di
dunia ini yang memiliki kematangan emosional untuk
mencintai Anda. Mengapa memilih seseorang yang sukar
membuka hatinya kepada Anda? Mengapa rela meluangkan
waktu hanya untuk mencoba merayu seseorang agar dia
mau membuka hatinya? Beberapa orang memang tidak
memiliki kesiapan yang dibutuhkan untuk membangun
suatu hubungan karena secara emosional terlalu menutup
diri. Mereka menghadapi masa-masa yang sulit untuk
membicarakan atau menunjukkan emosi-emosinya dan
menolak membuka mata hatinya dan mempercayai Anda.

Belum bisa melupakan hubungan masa lalunya. Kita semua
memendam beban emosional dari hubungan-hubungan kita
di masa lalu, ketika memasuki suatu hubungan baru.
Tapi, kadang kala beban itu terlalu berat sehingga
menjadi fatal dalam kehidupan percintaan Anda.
Cermatilah seseorang yang masih memendam kemarahan dan
kekecewaan yang amat berat terhadap pasangan masa
lalunya, seseorang yang merasa bersalah dan
bertanggungjawab terhadap pasangan sebelumnya atau
seseorang yang masih traumatis karena disakiti atau
dikhianati dalam hubungan-hubungannya selama ini.

Masih Belum Dewasa. Amatilah pasangan yang lugu,
seperti anak kecil yang membuat Anda merasa harus
memperhatikannya –mereka mungkin tidak cukup memiliki
kedewasaan yang diperlukan untuk membangun suatu
hubungan yang sehat. Amatilah seseorang yang tidak
memiliki semangat hidup, tidak mandiri atau
menghindari tantangan hidup. Jika Anda tidak ingin
bertiundak sebagai orangtua baginya, lebih baik
carilah orang lain.

Pengontrol. Tanyakan pada diri Anda, apakah pasangan
Anda cenderung "mengontrol" segalanya, dan Anda berada
di bawah kendalinya. Di masa mendatang tentu akan
sulit bagi Anda menjalani kehidupan Anda sendiri.

Pemarah. Hidup dengan seorang pemarah tidak berbeda
jauh hidup dengan bom waktu. Anda bisa mencermati
tanda-tanda peringatannya: Dia mudah marah ketika
hal-hal kecil berlangsung tidak sesuai kehendaknya,
dia tidak sabaran, dan mudah sekali tersinggung,
bersikap defensif dan tidak jarang meninggikan
suaranya . Jika Anda mendapati tanda-tanda ini,
pergilah sesegera mungkin, sebelum Anda menjadi korban
peluapan amarahnya.

Menyalahkan orang lain. Jika pasangan Anda memiliki
kebiasaan menyalahkan orang lain atas
kekeliruan-kekeliruan dan tidak bertanggungjawab atas
perbuatan-perbuatannya sendiri, berhati-hatilah, suatu
saat bisa saja Anda menjadi korban pelampiasan
berikutnya atas kesalahan-kesalahan yang dilakukannya.
(zrp)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Top Web Hosting | manhattan lasik | websites for accountants