Terima kasih Tuhan. Mungkin itu awal kata yang sangat gampang aku temukan untuk mengucapkan rasa syukur yang ada di hati ini, kenapa?..:), penantian yang panjang ini akhirnya bisa juga aku akhiri dengan senyum. Dan terima kasih buat kamu yang sudi meluangkan waktu dan membuang pulsamu untukku. jujur, tak ada kata yang pantas lagi aku ujarkan di malam ini selain kata-kata syukurku pada Tuhan, yang mana telah memberikan kebahagiaan tersendiri padaku malam ini. dia, sebagai adik, dia juga sebagai teman, dia juga sebagai kekasih yang mungkin sangat aku rindukan keberadaannya. dia orang yang bisa membuat aku tertawa, walau terkadang sangat membuatku muak dengan keberadaannya, tapi aku tak bisa meninggalkan dirinya begitusaja. dulu aku pernah bercerita padanya tentang tetesan mebun di pematang sawah du belakang rumah, butiran embun di bibir ilalang, juga gumpalan awan yang menghitam, yang terkadang menumpahkan secercah harapan, bagi manusia-manusia yang di landa kegersangan.
kamu adiku, ingatkan ketika aku bercerita tentang damainya negeri kita dahulu. ingatkan kamu akan riak kecil dan buih-buih air di sungai dalam hayalan kita, ingatkan kamu akan indahnya pegunungan dalam buaian mimpi tidur kita, dan ingatkan kamu akan semua deretan safana yang menghampar dalam kalbu kita masing-masing, ingatkah kamu akan semua itu???
kamu kekasihku, ingatkan ketika aku bercerita tentang kesepian padamu, ingatkan aku tentang begitu rindunya aku akan tawamu, ingatkan kamu waktu kamu bilang bahwa kamu adalah nyata adanya, ingatkan kamu akan semua itu kekasihku???
kamu temanku, aku merindukan semua yang ada pada dirimu yang aku kenal dahulu, sebagai seorang kawan yang benar-benar aku kenal.
yogyakarta, jam 00:57 pada 11 januari 2001