tapi kata mereka dunia itu indah mama ..
tapi mengapa aku sepi?
tapi kata mereka dunia itu menantang papa ...
mengapa aku bosan?
salahku kah ? atau salah mereka ?
( cuplikan dari http://nakal.blogspot.com/ )
ternyata, kesepian itu sesuatu yang sakral yaa..:). pencarian pada cinta, huaaaaaaaah, sepi dan sepi, terus aja sepi, sedangkan mereka tertawa di luar sana. mereka iri memandang kita, sedangkan kita juga iri memandang mereka, siapa yang salah ??. dan itulah yang namanya makhluk Tuhan bertitle manusia, gak pernah puas dengan apa yang ada..:), seperti juga aku.
ketika orang gak punya cinta, dia iri kepada orang yang punya cinta. ketika orang punya cinta, dia iri kenapa dia tak di cintai. ketika orang di cintai, dia menyesal kenapa tidak bisa mencintai. jadi ini yang salah siapa??, masa Tuhan ???.
dan ah dari pada pusing mikirin sapa yang salah, mendingan kita menghayal aja yuk..:), gue kan paling suka berhayal, suka bermimpi, suka ah..pokoknya baca aja deh, kalau gak suka tinggal tutup, kalau suka, silahkan, monggo di lanjutkan ..:).
Pagi itu, adikku termanis mengadu padaku, juga mengadu pada seisi alam, tentang ketidak adilan dunia kepadanya. dia ungkapkan semua rasa yang ada di hati dia. tentang keegoisan orang-orang di sekeliling dia, tentang rasa-rasa yang ada di hati dia, juga tentang semua yang sebisa mungkin ia rasakan.
dengan bibir mungil penuh senyum, tapi butiran air mata tak berhenti mengalir dari sudut matanya yang indah dia ceritakan semuanya pada kami.
Pagi itu, adikku terkasih menumpahkan keluh kesahnya kepadaku, juga kepada hamparan ilalang di hadapan kami. batu-batu, pepohonan, dan aliran sungai ikut mendengarkan dengan setia setiap kalimat yang meluncur dari bibir mungilnya.
kadang dia tertawa dengan sangat kerasnya, membuat iri orang-orang di sekelilinya yang tidak bisa melihat bahwa dari sudut matanya yang bening, mengalir bulir-bulir hangat menetes di kedua belah pipinya.
seisi alam yang tidak pernah tau siapa dia sebenarnya, hanya bisa mendengarkan tawa bahagianya yang menggema sepanjang waktu, dan senyum manisnya setiap saat.
Pagi itu, adikku termenung, ditemani aku, burung-burung gereja yang sedang mencari buliran pagi yang menghampar di hadapan kami, pohon kamboja tempat kami bersandar, dan juga awan, sebagai payung kami dari mentari pagi yang hangat, sehangat canda adikku yang ceria kepada semuanya, tapi menyimpan luka yang tidak pernah bisa mereka pahami kenyataannya.
Pagi itu, adikku memandang hamparan permadani hijau berselimutkan buih lautan dengan pandangan memohon. aku, karang-karang di lautan, hamparan pasir, di iringi musik pekikan camar yang terbang kian menjauh, ikut merasakan kekosongan itu. dalam dimensiku sendiri tentunya, dan mereka dalam dimensi mereka juga tentunya. aku hanya bisa duduk membisu dengan setia di samping adikku terkasih, pasir hanya bisa diam tak bergeming seakan takut mengganggu lamunan adikku, karang-karang hanya mampu memandang lewat kebisuan, dan camar semakin menghilang di balik awan kelam.
Dan akhirnya, pagi itu, adikku bisa terlelap dalam mimpinya. dan aku kembali tersenyum pada semua, terutama demi melihat senyum adikku yang benar-benar tulus pada alam ini, tanpa lelehan air mata tentunya. aku hanya berdoa pada Tuhan di atas sana, biarkan adikku tetap dalam tidurnya, biarkan adikku dalam kedamaiannya, jangan bangunkan dia dari tidur, kalau hanya membuat dia meneteskan air mata, walau cuman satu tetes, aku tidak bisa memandangnya.
Biarkan dia dalam kedamaiannya, jangan coba kalian usik dia, kalau tidak, aku, kedamaian alam, dan juga ketulusan cinta yang terpancar dari senyum dari sudut bibir mungilnya tidak akan rela. setitik kecilpun tak rela. karena dia adalah penyeimbang alam yang tak seimbang ini. jadikan dia dewi, jadikan dia peri, jadikan dia putri, atau jadikan dia apa aja, biar kesepian tak pernah hinggap di hatinya, karena alam akan ikutan sedih mana kala dia bersedih.
Pagi itu, aku berdoa pada Tuhan Yang Maha Pengasih Dan Penyayang, semoga adikku bisa tersenyum selamanya tanpa merasakan perihnya dunia. Amien