Thursday, December 25, 2003

Teruntuk Adeyaya, persembahan dari Naldo untukmu :

puisi pertama :

no mountain to high for you to cilmb
all you have to do is have some climbing faith
no rivers too wide for you to make it through
all you have to do is believe it when you pray and
then you will see
the morning will come
and everyday will be bright as the sun
so all of your fears cast them on me
all i ever wanted was you to see
i'll be your cloud up in the sky
i'll be your shoulder when you cry
i'll be hear your voices when you call me
cause im your angel
and when all hope is gone .. i'm near
no matter how far you are .. i'm near
it makes no difference who you are
cause i'm your angel
i saw your teardrops,and i heard you cry
all you need is time
seek me and you shal find
you have everything and you're still alone
it don't have to be this way
let me show you a better day
and then you'll see the morning will come


puisi ke 2 :

hold fast to dreams, for if dreams die
life is broken winged, bird that can not fly
hold fast to dreams, for when dreams go
life is barren field, frozen with snow


love is about trust, when im in love i can go off and
travel the world, but i'll still be faithfull


we can learn a lot from our mistakes, but we can also
learn from the things we do right


where there is love, there is life


whoever happy will make other happy too


banyak hal yang dirasakan dalam tiap detiknya,
kesedihan, kegembiraan, amarah, kekecewaan
tapi ada seribu hambatan untuk mengekspresikannya
hanya bisa terdiam dalam desakan hati
meski ingin menangis air mata itupun tak akan pernah
keluar
meski ingin marah teriakan itu pun tidak akan pernah
meledak
berdiam diri mematung dalam kesunyian heningnya hati
tanpa tahu dengan pasti apa yang sesungguhnya harus
dikerjakan
hanya berdiam diri berdiri mematung diantara tebing
yang menjulang
sampai akhirnya penantian telah terusik
yang ditunggu tlah tiba..
saatnya untuk mengistirahatkan diri dari keletihan
yang tak berpangkal
terbaring dalam kehangatan jiwa yang murni
menatap langit di atas dengan sejuta asa yang kembali
di gantungkan
telah usai kini penantian..telah datang kini waktunya
untuk beristirahat
tidur lah wahai sang dewi..biarkan senyummu yang
tenang merekah dengan indahnya
sinari malam yang kelam tanpa bulan dan hiasi langit
tanpa bintang
suaru hari nanti akan tiba giliranku
untuk menemanimu terbaring disana dalam senyuman
sinari hati yang hampa..
sang dewi kini tlah terlelap dalam mimpi dan buaian..
tersenyum bahagia dalam kehangatan..
selamanya..

#ReyNaldo#
di titipkan melalui kehangatan Mirc #indosniffing

Wednesday, December 24, 2003

sebenarnya aku berkeinginan menuliskan sebuah cerita yang indah, tentang apa saja, tapi tetap saja semakin aku pikirkan untuk mulai menulis, semakin aku tak bisa menemukan awal dari semua kata-kata yang mestinya terangkai untuk menceritakan hal yang mestinya kan aku ceritakan. setiap kali aku membaca sebuah cerita, semkin aku tertarik untuk mengikuti jejak penulisnya, menuliskan sesuatu yang aku ketahui jalan ceritanya, tapi tetap saja aku tidak pernah bisa menemukan kata-kata yang cocok untuk semua itu. membaca arus balik nya Pramudya yang menceritakan tentang perjalanan Nusantara atau mungkin lebih tepatnya perjalanan sejarah pasca Majapahit dan di mulainya jaman Demak Bintoro, sepertinya bisa membuatku ikut merasakan keadaan di masa itu, keadaan yang sederhana bisa di munculkan secara gamblang, cerita cinta yang begitu menggebu bisa di ceritakan begitu romantis, andaikan aku bisa menuliskan cerita seperti itu. membaca Cun Ciu Ngo Pa (Lima Jagoan Jaman Cun Ciu) yang menceritakan pergolakan tiongkok pada jamannya, saling berebut kekuasaan dan intrik untuk saling memenangkan pertarungan, sifat-sifat manusia yang saling berlainan bisa di lukiskan sedemikian sederhananya, sungguh, kenapa aku tidak bisa menceritakan apapun, tidak bisa menuliskan apapun atau sekedar untuk menuliskan cerita tentang hal yang selama ini selalu mengganggu ataupun mengganjal di hati. menceritakan keadaan pagi di dusunku pun aku tidak mampu untuk menemukan kata-kata yang bisa menggambarkan semua itu, apa lagi aku harus menyusun kata-kata untuk mengungkapkan cinta padamu. sungguh, aku punya keinginan terpendam yang selama ini belum bisa terealisasikan, aku pengen bisa menulis sesuatu yang bisa untuk di baca dan bisa untuk di nikmati di saat membacanya. dan ternyata belajar untuk bisa menulis itu tidaklah gampang, setidaknya sampai sekarangpun aku belum bisa menulis dengan benar.

Tuesday, December 16, 2003

sepi?

Friday, November 14, 2003

Akhirnya kutempuh jalan yang sunyi mendendangkan lagu bisu,
sendiri di lubuk hati puisi yang kusembunyikan dari kata-kata
Cinta yang tak 'kan tertemukan bentuknya

Apabila kau dengan tangis di saat lengang
Kalau bulan senyap dan langit meremang
Sekali temuilah detak-detik pelaminan
ruh sepi hidupku
Agar terjadi saat saling mengusap
Peluh dendam rindu

Kuanyam hari dan malam dengan nyanyian
Kurajut waktu dengan darah berlaut-laut
Tak habis menimpukku batu demi batu kepalsuan
Demi mengongkosi penantian ke Larut

Emha Ainun Najib

Thursday, November 06, 2003

"love come to those who still hope although they've been disappointed, to those who still be alive, although they've been betrayed, to those who still need to love, although they've been hurt before, and to those who have the courge and faith to build trust again".

hebat banget kalau ada orang seperti yang di gambarkan kutipan di atas. apa bisa aku begitu? apa ada orang begitu? lalu apakah kalau orang tidak bisa begitu terus dia enggak akan punya cinta? apa iya cinta itu ada? jangan-jangan cinta itu enggak ada, seperti juga kebahagiaan dan keabadian.

yang ini lelucon: kalau ternyata benar bahwa " perempuan pilihan" buatku itu berasal dari tulang rusukku, berarti harusnya rusukku hilang satu. tapi aku tidak pernah tahu jumlah tulang rusukku berapa. aku takut menghitungnya. jangan-jangan rusukku lengkap!

aku memang sayang kamu, entah apa jenisnya, setidaknya pada saat ini kamu yang paling aku sayangi, entah nanti. aku pikir dan rasa ,aku benar-benar sayang kamu, lepas dari jenis hubungan kita, lepas dari pacaran tidaknya kita. aku tidak tahu apa yang membuat aku sayang kamu. padahal kalau aku mau mengikuti kriteria tipeku, kamu tidak masuk di dalamnya.

bagaimana caranya supaya kamu tidak marah lagi, rasa kecewamu hilang, dan kamu tidak sedih lagi? apa yang bisa kulakukan untuk membuat kamu senang, membuat kamu tenang, dan tentram? barangkali aku memang lelaki yang tidak bisa kamu andalkan. lelaki tak tahu diri yang tidak peduli perasaan orang lain, hanya peduli pada perasaan sendiri. aku koq tega ya menyakiti hati orang yang menyayangiku? aku koq tidak bisa menghindari tindakan yang menyakiti orang baik seperti kamu? pasti ada yang tidak beres dengan diriku.

#BT-113#Bermain-main dengan cinta#

Thursday, September 18, 2003

akhirnya hujan datang juga di kotaku tercinta, duuh segernya dapet suasa baru ..:) sayangnya suasana romantis ini gue nikmati sendiri, tapi biarin deh yang penting gue masih hidup :)

Thursday, September 04, 2003

:) saya masih hidup :)

Wednesday, July 02, 2003

Catatan Untuk Seorang Kawan

Satu hal yang ingin saya tulis, bahwa ternyata, harapan-harapan itu, bisa menjadi sebuah semangat tersendiri untuk tetap merangkai waktu dalam hidup, walau itu juga bisa berarti awal dari sebuah keterhempasan yang menyakitkan,

Sunyi yang tinggal di jiwaku, telah sedemikian menciptakan suasana dalam hatiku untuk menghidupkan benda-benda di sekitar ruang keberadaanku, menjadikannya sahabat-sahabat setia yang sangat menyenangkan ketika mereka kusaksikan seolah benar-benar mengabdi dan memberikan cintanya padaku, sedemikian hidup kurasakan mereka dalam jiwaku, kondisi ini membuatku menyayangi dan mencintainya, ketika aku hanya bisa berbicara terhadap diriku sendiri, dan kusaksikan mereka menyadari diriku sepenuh apa adanya,

Jiwaku yang menghendaki kebebasan dalam hidupku, kusadari untuk siap menerima segala konsekuensi, bahkan kalau akhirnya aku harus jauh dari jiwa-jiwa,

Coretan-coretanku ini, siapa tahu bisa berguna bagimu, ketika suatu saat nanti jiwaku telah terlepas dari keberadaan bumi, dan engkau ingin mengurai kembali tentang perjalanan hidupku,

Mungkin engkau bisa menulis, bahkan ia (aku) adalah sepotong jiwa yang senantiasa kesepian, yang sadar bahwa semua itu akibat dari hasratnya yang menggebu untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginan yang membakar jiwanya,

Ia-lah jiwa yang senantiasa memendam hasrat cintanya dalam perih dan kembali menemukan sunyi ketika semua itu terbang dari sisinya,

Ia-lah jiwa yang teramat malu untuk berurusan dengan segala kemajuan dan keanekaragaman zaman, dan ingin benar-benar menikmati hidup sesuai dengan kebebasan yang ia damba,

Ia-lah jiwa yang berharap bahwa cinta adalah penyatuan keindahan, walau itu hanya sempat hidup dalam bayang khayalnya, ketika jiwa-jiwa pergi dari hadapan wajah hidupnya, dan menganggap bahwa kesatuan dengannya adalah terlalu memalukan untuk dihadapkan pada wajah bumi,

Ia hanyalah seorang bocah yang tidak memiliki pegangan, atau sebenarnya bukan itu, ketika ia telah mengetahui semuanya, dan merasakan bahwa semua itu tak memuaskannya, dan akhirnya ia lalaikan, untuk mencari jalan sendiri,

Ia-lah jiwa yang teramat malu dengan kesegaran, atau apapun namanya, ketika ternyata ia tak membutuhkan semuanya, atau bisa jadi karena ia tak mampu memilikinya untuk ia rangkul di ketiak jiwanya,

Atau engkau bisa menuliskan bahwa jiwaku yang memendam perih dari hari ke hari , sedemikian larutkan hidupku dalam ketiadaan pada setiap detiknya yang berlalu dalam tatapan kosong mata jiwaku, yang ku tak tahu lagi, entah sudah kemana perginya,

Bahwa aku adalah jiwa yang tidak sabar untuk mendapatkan kebaikan itu mampir dihadapan wajah hidupku, sehingga mengajakku untuk mencari dalam ruang jiwaku sendiri dan segera raih itu di tanganku,

Atau ketika sepotong jiwa menegurku, dan kurasakan itu sebagai sebuah godam yang menikan diriku, setelah ku tahu, bahwa dalam hidupku tak pernah kurasakan jiwa-jiwa menyakitiku sedemikian, dan kusadari bahwa aku tak pernah mengusik kediaman jiwanya,

Bahwa jiwaku adalah jiwa yang tak bisa membedakan mana yang sebenarnya kenyataan dan mana yang semuanya khayalanku semata, dan kondisi ini memaksaku untuk berfikir , apakah aku sedemikian pantas hidup bersama jiwa-jiwa , ketika kutemukan jiwaku tak sebagai mana jiwa mereka,

Bahwa aku adalah jiwa yang bodoh , pemalas, namun penuh cinta, walau aku tak tahu akan hakekat cinta, selain bahwa cinta itu biarlah cinta saja, cinta itu biar tumbuh begitu saja, dan jangan ia dibebani dengan beragam syarat yang memberatkan jiwanya,

Atau aku adalah jiwa yang sedemikian hidup dalam kebohongan, yang semua itu hanyalah bayangan dari khayal ketakutanku saja,

Atau engkau akan mengatakan bahwa aku adalah sekuntum jiwa yang terlalu mendamba sebuah mikjizat untuk hidup dalam jiwaku,

Atau engkau bisa mengatakan bahwa aku adalah jiwa yang sengaja memelihara lapar dalam tubuhku, dan kautak bisa berbuat apa-apa terhadap keputusanku ini, dan akhirnya engkau membenci diriku, ketika melihatku tak berbuat apa-apa untuk itu, apalagi berkaitan dengan nasehatmu,

Mungkin aku hanyalah sepotong jiwa kerdil yang mendamba hidup di awan-awan dan sedemikian kurasakan jiwaku telah terbang, walau aku sadar, bahwa kakiku masih sebagaimana manusia lain, mengenakan terompah dan menginjak lantai bumi,

Atau aku sebenarnya adalah jiwa yang teramat miskin yang tak bisa mengandalkan apa-apa selain belas kasih alam yang mungkin suatu saat tiba-tiba berpihak padaku, memberiku inspirasi, sebuah keindahan.

*Arini Hidayati, Jiwa-jiwa pencinta, catatan untuk seorang kawan hal.193

Kini, hampir setiap pagi subuh pun aku sudah terbangun, atau entah apakah terpaksa untuk bangun, semenjak aku tidak lagi di yogyakarta, kota yang begitu memanjakan aku selama lima tahun kebelakang. Suara azan dari beberapa surau yang ada di sekitar kampungku, seperti butiran air, yang menyiram sejuk masuk ke dalam kamarku yang sudah tidak lagi pengap. Aku memang sudah berada kembali di rumah tempat adik-adikku di lahirkan, rumah tempat bapak dan ibuku membesarkan aku, di sebuah kampung yang ada di wilayah kabupaten indramayu, jawa barat.
Sunggu tidak terasa, hampir sebulan lebih ada di rumah ini, rumah yang aku tinggalkan hampir delapan tahun lamanya, sudah begitu banyak berubah, juga dengan keadaan sekitarnya, surau tempatku dulu mengaji, sekarang sudah tidak lagi memakai seng sebagai atapnya, sudah di gantikan genteng dan juga tembok yang bercat hijau muda, sungguh berbeda dengan keadaan aku kecil dulu, hampir 15 tahun yang lalu waktu aku hampir tiap malam mengahabiskan waktu untuk berada di dalamnya yang hanya di terangi dengan lampu templok, sekarang semuanya telah di gantikan oleh neon 20 an watt, sunggu sangat jauh berbeda.
Sungguh keadaan telah berubah, tapi kenangan demi kenangan itu masih begitu kuat terbayang, aku belum bisa melupakannya begitu saja.
“andiiii, bangun.!!”
Ugh..kebiasaan, kesah batinku
“iyah..iyah”
sekarang rutinitasku cuma sekedar rutinitas, bangun pagi, laporan sama Tuhan untuk sekedar mengucapkan syukur untuk nafas yang sudah Dia pinjamkan, sehabis itu keluar rumah, sekedar untuk melemaskan otot-otot kaki ini, dan itu tidak pernah aku lakukan selama aku ada di yogyakarta, memang sih, untuk bangun pagi, di yogyapun aku bangun pagi untuk kemudian tertidur kembali.
Kususuri jalanan pagi kampungku yang masih tertutup oleh embun pagi, tapi tidak sedingin pagi di yogya, ku susuri jalanan yang membelah desaku itu, jalan yang menghubungkan kota kecamatan dengan kota kabupaten di seberangnya, dengan hamparan sawah di kanan kirinya “andai dia ada di sini” keluh batinku, sembari menerawang di sisi jalanyang memang masih sangat sepi itu, memandang keremangan sawah yang masih terselimuti kabut aku teringat ....
Sebuah kerinduan yang mungkin cuma aku yang merasakannya, kerinduan pada sesuatu yang aku sendiri belum terlalu mengerti apakah ini nyata ataukah hanya sekesar kerinduan sesaat.
Semilir angin membuyarkan lamunan, cahaya matahari yang mulai menerpa kulit ini dari sela-sela dedaunan pohon mangga yang memang cukup banyak di daerahku, hangatnya ku rasakan, sunggu andai itu...

Dan akupun membisu
Hamparan ladang mengingatkanku
Sebuah cerita yang pernah kita tuliskan bersama
Senandung rindu yang kerap kita lantunkan menjelang malam tiba
Kerinduan adalah abadi dan perpisahan adalah pasti
Cinta adalah perbedaan yang tidah harus di samakan

Dalam keseharianku sekarang, tidak lagi pernah ku dengarkan lagi alunan musik semacam scorpions ataupun bad english maupun sepultura yang dahulu sering aku dengar dari kamar sebelah, sekarang yang terdengar adalah lagu-lagu tarling dangdut atau bahkan sering kali lagu-lagu india yang sama sekali aku tidak mengerti bahasanya tapi sangat sering membuatku tersenyum sendiri jikalau mendengarnya.
Embun pagi di desaku masih tetap sama seperti halnya 15 an tahun yang lalu, hanya sekarang lebih banyak asap yang aku hirup, lebih banyak rumah yang aku lihat dan semakin keringnya sawah aku pandang, dan jalan desaku pun sekarang sudah beraspal hotmix mulus memanjakan para raja jalanan memacu kuda besinya dengan cepatnya yang terkadang tidak lagi menghiraukan apakah dia sendirian atau bersosialisasi di jalanan itu, tapi itulah konsekuensi jaman, nenekku pernah bercerita bahwa dulu di depan rumahku ada rel kereta yang melintasinya, dan sekarang rel kereta itupun hilang tertimbun jaman, adik dari nenekku pernah cerita bahwa dulu banyak sekali burung-burung liar di kebun belakang rumahku, tapi sekarang, jangankan burung, kicau dari kejauhanpun jarang kali aku dengar keberadaannya, sungguh alam sudah sedemikian berubahkah?, sekarang kakilangit sudah banyak di penuhi asap, sekarang kakilangit sudah banyak menghasilkan polusi, sawah-sawahku meradang sakit akibat penggunaan obat-obatan kimia yang berlebihan, tanaman padiku menggeliat mengerang dan berontak, mereka rindu akan segarnya pupuk kandang, sekarang semuanya teracuni oleh pupuk-pupuk kimia ah sungguh malang nasib mereka, tanah ku tempat dulu aku bermain sekarang sudah tidak lagi hitam, lapangan tempatku dulu bermain layangan sekarang sudah berubah jadi pasar, adik-adikku sekarang cuma mengenal play station, time zone, sega, sungguh sangat menyedihkan, kemana mainan mobil-mobilan dari kulit pohon pisang yang dulu sangat-sangat populer di kampungku?, rakit-rakitan dari batang pisang?, kemampuan berfikir mereka sudah sangat jauh melebihi usia sesungguhnya, dulu waktu aku kecil maenanku hanyalah tanah liat, sekarang adik-adikku memainkan lilin malam, sungguh beruntung mereka tapi sangat jauh beruntung aku, karena aku masih bisa tau sebuah jaman dimana semua yang ada saat itu tidak ada sekarang ini.

Apa aku merasa kehilangan?
Bukankah seseorang merasa memiliki seseorang lainnya itu hal yang wajar?
Bukankah rindu sesuatu itu hal yang manusiawi?
Apakah mencintai itu harus ada aturannya?

*Geliat sebuah jiwa yang berkata,
... lihatlah kehidupan!
Langit yang membentang tak terbatas
Membingungkan para pencari timur dan barat
Bumi yang terhampar
Matahari yang bersinar
Bulanyang menggantikan matahari
Bintang-bintang yang menemani
Dan awan yang menurunkan hujan,
Apa artinya semua ini
Dari mana asalnya*
*Arini Hidajati, Jiwa-jiwa pencinta, Suatu Hari di ujung sebuah desa, hal 151

*aku terkenang sebuah tempat
tidak di dunia ini
tapi mungkin dalam mimpi abadi
tempat tinggal teduh dalam khayal
melabuhkan pedih karena lama berjalan

burung-burung, burung bernyanyi dan berdendang
tinggalah di dahan pohon randu
lagukan merdu menghibur rumahku
rumahku dibangun dalam rindu sepi bertalu
ketika sudah lama menatap
tak satupun menerima harap

di situ dalam lingkar hijau pupus
kan kuendapkan sesu sedan lama tersimpan
sampai dasar sungsum ketentraman
rinduku selama ini dalam pengejaran
rinduku selama ini dalam pengejaran*
*Kuntowijoyo, mantra penakluk ular, hal 168

Monday, June 09, 2003

SAKID PALA + KURANG TIDUR + BANYAK KERJAAN + BETE -> what a great combination!

sumpah, pala gue sakid banged !

ternyata, hidup itu ga selalu indah ya?

sudah lama tidak menangis,
sehingga lupa apa itu air mata

Friday, May 23, 2003

Alunan nada kerinduan begitu sahdu terdengar di telinga, seiring dengan semakin jauhnya aku berjalan menembus gelapnya malam. Tertatih ku coba melangkah menjauh dari keramaian yang membuatku terbuai pada impian yang tak juga kunjung hadir. Sayup-sayup masih ku dengar alunan nada itu, terkadang memaksaku untuk kembali menengok ke belakang, sehingga langkahku pun kembali tertahan untuk yang ke sekian kalinya, sembari menyeka keringat dari wajah dekil berbalut debu yang semakin menebal, menerawang mata ini, mengingat semua percakapan yang pernah kita lakukan, berbual dalam mimpi, sampai terciptanya puluhan puisi yang terkadang membuat kita lupa bahwa ini hanyalah sekedar mimpi-mimpi yang membuai hidup kita sendiri,

Adalah hidup yang membuat kita tau artinya luka

Sudah sekian lama ku tinggalkan keramaian dunia maya, menciptakan kerinduan tersendiri, memaksa aku untuk mengingat dan menerawang bahwa di seberang dunia sana, melewati kabel-kabel yang mentransmisikan sinyal-sinyal digital, dari seberang layar monitor nun jauh di sana, di seberang jauh dari balik layar monitor komputerku yang dahulu bisa menciptakan suatu perasaan tertentu dalam dimensi tersendiri di kala aku menemukan deretan kata-kata yang terbaca dari layar monitorku sendiri, juga deretan kata yang aku ketikan untuk membalas deretan kata yang barusan saja aku baca yang mungkin terketikkan dari balik layar montor di ujung kabel sebelah sana.
Keadaan sekarang sudah sangat jauh berbeda dari keadaan di mana kita dahulu pernah bersama dalam berbalas kata, bersenandung dalam kebahagiaan semu yang di ciptakan oleh waktu yang terus menggulung yang bahkan terkadang tidak peduli siapa dan dengan siapa kita berinteraksi, menyatu dalam kesombongan tertentu, berkalaborasi sehingga menciptakan alunan nada kecongkakan tersendiri, tapi semua itu kita nikmati, walau terkadang atau bahkan dengan teramat seringnya, simfoni itu teriringi dengan pedihnya hati, dan selalu berakhir dengan kata “entahlah”.
Dan dalam perjalanan pertapaanku kali ini, aku terkadang menemukan berbagai macam cerita yang mengalir dari para tetua, tentang cinta, juga tentang dendam yang tak ada kunjung habisnya. Dari beberapa buku yang aku temukan tercecer, tersobek dan tercabik pada luka yang tak ada habisnya, aku mulai mengerti bahwa apa yang selama ini aku anggap salahpun ternyata mulai menunjukkan kebenarannya, pencerahan pada apa yang semula di anggap kegelapan. Entah aku yang sudah mulai mengerti ataukah aku yang sangat-sangat terlambat untuk belajar mengerti, yang pasti sedikit demi sedikit, cahaya mentari sudah mulai menerobos masuk melalui celah-celah bilik tua yang aku pergunakan untuk menyandarkan tubuh kotor nan rapuh ini.
Dalam keadaan lelah masih sempat aku dengar lirik yang mengalun sayup-sayup

Pada suatu kali dalam perjalanan
Di suatu rumpun babbu kutemukan
Sebuah sarang dan di dalamnya
Seekor burung kecil yang manis

Burung kecilku yang manis
Senyum di wajahnya
Menyambut pengembara
Lagu di dendangkan
Aku pun berhenti

Kemudian beberapa saat
Anginpun datang
Burung kecilku bernyanyi
Aku semakin tenggelam
Burung kecilku yang manis
Maukah menyambut cintaku
Cinta pengembara yang gairah
Cinta pengembara yang gelisah

Dan ketika sekali lagi angin mendesah
Akupun teringat : pengembara tak boleh berhenti dijalan

Burung kecilku yang manis
Katakan cinta kepadaku
Cintamu air bening sahara
Cintamu penghapus duka

Lalu sesudah itu sambil berjanji
Suatu kali akan kembali, akupun melangkah
Wahai perjalanan masih jauh
Wahai perjalanan masih jauh
[*Di Rumpun Bambu Burung Kecil, Kuntowijoyo, Mantra Penakluk Ular]

Dan akupun terlelap pada kesepian malam...
Aku ingin mengatakan padamu yang sebenarnya, aku jatuh ....

Tuesday, May 20, 2003

Malam ini

Ternyata malam tak selalu kelam
bahkan terkadang lebih terang dari siang

Bukan, bukan itu yang ku maksud kawan
Bukan karena lampu neon
ataupun gerak lincah penjaja kesenangan

Bukan,
Bukan karena purnama tengah malam
ataupun cerahnya langit bertabur bintang
Bukan...

Malam ternyata lebih menyenangkan dari siang
Malam ternyata gemerlap tanpa gelap
dan tiada pekat
dengan satu syarat
Engkau erat dalam dekap...

R.S.N dalam kesepian

Thursday, April 10, 2003


good bye ..... :)

makasih buat semuanya ....

Wednesday, April 09, 2003

Uhmm..apa gue musti pamit pada kalian semua? entahlah, terkadang aku masih belum bisa untuk merubah kehidupan yang selama ini aku jalani, tapi mau tidak mau aku memang harus keluar dari persoalan yang selama ini melilit hidup ini, dan mungkin inilah jawaban yang selama ini aku dapatkan, mungkin aku akan kembali ke jakarta, yang pasti, dalam minggu ini aku sudah keluar dari yogyakarta, dengan tangan kosong, dan itu adalah kegagalan yang mau tidak mau harus aku akui kalau aku memang gagal.
aku ambil keputusan di saat tidak ada seorangpun ada di sini untuk bisa aku minta pendapat, aku pergi di saat yang lain telah lebih dahulu meninggalkan aku, aku di tinggalkan karena aku kukuh pada apa yang menjadi keyakinanku dahulu dan sekarang apa aku sudah menyadari semua kekeliruanku itu?, kenapa ke angkuhan itu aku pelihara? egoistis banget kayaknya kalau aku ingat-ingat semua itu.
dan sekarang aku terpaksa atau entah di paksa atau memang sudh seharusnya untuk pergi meninggalkan semua ini, aku pamit menuju ke kedamaian, aku pamit bukan untuk mati, tapi untuk hidup lagi, dan untuk kembali lagi pada kalian yang masih menganggap aku teman. jadi maaf kan apa bila selama ini aku banyak salah sama kalian semua, aku memang terlalu egois, terlalu sombong dan angkuh, tolong maafkan semua kesalahan yang pernah aku perbuat, dan aku pamit bukan untuk mati..:) tapi untuk memulai kehidupan yang baru..

Tuesday, March 25, 2003

bingung mau posting apa..:) tau deh bt

Friday, March 21, 2003

Sebuah perasaan dalam hati yang tidak dapat dilukiskan
tentang seseorang dengan harapan dapat memiliki, ingin
membahagiakan dan tidak ingin terpisah.
Josh Mc Dowell : menyebut cinta sebagai sesuatu yang diharapkan semua
orang tanpa cinta manusia tidak sempurna, kehilangan
cinta manusia akan menjadi putus asa

Thursday, March 20, 2003

Malam Hitam Di Mata Kelam

malam hitam sayang, di matamu kelam
ada lukisan diriku, pada selaputtusuklah saja, dengan penuh cemburu
atau cinta dengan segerakatakan, bahwa bayang kan segera lewat
menyeberangi cakrawala, atau pikiran kita

nanang

Tuesday, March 18, 2003

error lagi..:(

Banyak kata menghujat cinta
meski banyak manusia mengelukannya
Senandung mereka cinta bermata dua
serapah mereka cinta simalakama

Cinta adalah rindu dan benci
Cinta adalah bahagia dan derita
cinta adalah senyum dan petaka
Cinta adalah manis dan pahit
kata mereka...

Mengapa kini manusia bendakan cinta?
sedangkan cinta adalah rasa
cinta adalah makna keindahan
cinta adalah butir kebahagiaan

Cinta adalah manis dalam manis dan pahit
Cinta adalah senyum dalam senyum dan petaka
Cinta adalah bahagia dalam bahagia dan derita
dan cinta tiada mendua

Cinta adalah SIFAT TUNGGAL
Cinta hadir kala sang ayah belai ananda
Cinta hadir kala sang kaya santuni fakir
dan Cinta hadir kala kita bahagia

Lalu bagaimana mungkin engkau menderita karena cinta??

*tulisan ngarasan, seorang teman waktu stm, di ambil dari milist sekolah*

Monday, March 10, 2003

duh, berdiam diri terlalu lama, menyepi di rimba kesunyian, ternyata enggak enak juga, bisu dan sepi, memang indah tapi tetap aja sepi, kembali ke dunia rame, kerimba belantara cyber duh..duh..duh..:) senangnya hari ini aku bisa balik lagi ke dalam dunia kabel..:)

Monday, February 17, 2003

Cinta datang kepada mereka yg masih berharap sekalipun pernah di kecewakan,mereka masih percaya sekalipun pernah di khianati,kepada mereka yg masih mencintai sekalipun pernah di sakiti hatinya

Saturday, February 15, 2003

waktu beranjak menuju pukul 1 malam
di kamarku .. sendiri ....
diantara remang-remang cahaya lampu
mata ini tak juga mau terpejam
pikiran sibuk memikirkan hati yang belum juga mau diam

perlahan .. kakiku beranjak ...
kubuka pintu kamarku ...
berjalan dalam diam menuju ruang tamu ...

{ingin kubuka jendela depan .. untuk menatap bintang-bintang di atas sana
bercanda dengan purnama... aku paling suka melihat purnama dari sana ...
hmmm.... siapa tahu hatiku mau diam karenanya ...}
kulewati kamar om .... ku dengar suara mengaji di dalam nya sejuk terasa ditelinga .. sekarang kudengar suara rintih diam ... dzikir yang dikumandangkan moy.... aku tersenyum ketika suara mesin tik eyang masih terbata satu-satu ... eyang sedang berusaha membuat sebuah dongeng untuk cucu cucu tercinta ... inong, ai, tuty .... kata eyang ... bulan ini banyak yang berulang tahun ... besok memang masih waktu ujian ... kulihat kamar cucu-cucu eyang masih menyala ...
{sepi .... entah ....apa mereka tertidur diantara tumpukan bahan ujian ...}
kaki ku terus berjalan ..
menapaki tangga satu demi satu ..
kamar nonny gelap ...
kata eyang lagi ... mbak lagi keluar kota ... dinas ... begitu juga dengan kamar jem .... ijal entah kemana ... bertualang katanya ....
ruang tamu gelap ..
tapi biar saja ....
aku sedang suka bergelap-gelap..
hmmm..
kubuka jendela ..
angin malam segar merasuki relung jiwa ...
benar dugaanku ... purnama indah sekali malam ini .... aku tersenyum sendiri ...
gedebuk .... aduh .. apa itu .... mengusik diam ku malam ini ... dari antara pohonan mangga ... sesosok lelaki keluar sambil meringis ... lha ... samsul kok ada di situ .... meringis memegang lututnya ....

[anisa ip ]

Friday, February 14, 2003

.jfufgi

aku buka archieves mailbox, nemuin mail dari seorang teman, entah dia inget apa enggak pernah send ini ke aku, dah lama, setahun yang lalu lebih..:), dan dia pun kini dah berubah, semua karena kesalahanku yang tak termaafkan..

Date: Sun, 6 Jan 2002 22:00:09 -0800 (PST)
From: ****_***** <****_*****@yahoo.com> [add to address book] [protect or block sender]
Subject: Kerendahan Hati
To: prokap@lycos.com

Text Size: S M L XL

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin, yang tegak di puncak bukit
Jadilah saja belukar, tetapi belukar yang terbaik yang tumbuh di tepi danau.
Kalau engkau tak mampu jadi belukar
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan.
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya,
Jadilah saja jalan yang kecil, tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air
Tidak semua menjadi kapten, tentu harus menjadi awak kapal.
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu.
Jadilah saja dirimu
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri.

dulu kayaknya banyak banget email ceria dari dia, entah cuman ngabarin kalau dia dari kampus, ato abis pulang makan atau apalah hal-hal kecil yang dia kerjain selalu dia kabarin, dengan penuh keceriaan dan kekocakan, gue baca dari sini hanya bisa senyum-senyum sendiri, tapi itu dulu..:), sebelum valentine taun kemaren, sejak kejadian itu dia jadi menghindar dan perlahan pergi dari hidup gue, sedih banget, tapi yaa mau apa lagi, emang waktu bisa di putar kembali ke awal..:), kalau ada mesin waktunya doraemon seh enak kale yaa,

Date: Mon, 10 Jun 2002 10:21:08 +0700
From: ***** <*****@****.***> [add to address book] [protect or block sender]
Subject: RE: ^_^
To: "'prokap@lycos.com'"

Text Size: S M L XL

Kalau begitu sudah banyak pendukung acep untuk berubah
berarti sudah bisa menduduki bangku perubahan doong
kan pendukungnya banyak..
setelah duduk tinggal beraksi deh...

sampai ketemu dititik perubahannya..

dan sekarang apa aku sudah berubah??, sepertinya masih seperti yang dulu deh, tetap gak beranjak dari depan layar komputer, tetap berkutat dengan segala tetek bengek komputer tetap jauh dari kehidupan sehari-hari dan makin terpuruk dalam kesepian,

*sabtu pagi (dengan diiringi Yogyakarta nya kla)*

Kau sesungguhnya jauh-jauh telah menempati sudut hatiku yg khusus. Tapi justru tidak pernah hadir dalam
kenyataan yg kuharapkan. Cuma hadir dalam angan-angan sentimentil. Aku mengetuk hatimu dengan suatu kepastian akan kesucian cinta dan putihnya kasihku padamu.....

Saat kabut datang menyeliputi jiwa
Api cinta tak dapat menembusnya
Akhirnya cinta itu menemui ajalnya

malam ini hujan deras, :) dan gue masih tetap di depan monitor ini, di luar sana? :) beribu pasangan saling mengungkapkan kata sayang, dan gue?, tetap dalam kesendirian, di temani cpu, monitor, keyboard dan mouse..:)

Monday, February 10, 2003

mailcity.com ganti layout lagi, hihihi jadi kaget pass login tadi..:)

Saturday, February 08, 2003

pindah lagi..pindah lagi betew

Friday, February 07, 2003

sowei mom, pap, gue cuman kuat 7 hari..:(

Sunday, February 02, 2003

Gong Xi Fa Chai bagi yang merayakan Hari raya Tahun Baru Imlek.
Semoga tahun ini lebih sukses dari sebelumnya ..

ada satu pelajaran menarik dari prinsip hidup seorang mafia bernama pippi de
lena di dalam sebuah buku karangan mario puzo, the last don..."jangan marah
hanya karena hal kecil" ...masih terlalu banyak yang layak untuk kita
marahin...dengan luapan emosi...

Monday, January 27, 2003

??jadi aneh?? aneh?? weks aneh??

jalan-jalan di yahoo pagi ini, dan aku menemukan beberapa link yang menurut gue bisa gue baca. Kolektif bunga yang memuat beberapa artikel yang menarik, puisi cinta juga pencarian tentang sejarah. entah kenapa koq gue seneng banget sama yang namanya sejarah, gue suka banget baca-baca mengenai sejarah, terutama tentang sejarah pasundan dan tentu saja khususnya sejarah mengenai daerah gue sendiri yang sampai sekarangpun belum pernah aku temukan referensi yang kumplit di inet ini, dulu gue pernah punya buku tentang cirebon, tulisan dokumentasi orang belanda dulu, cuman ilang, sebenernya bukan ilang sih, cuman di pinjam enggak balik lagi, hahaha, ya udah gue anggep aja ilang. terkadang sejarah yang tertulis dan sejarah lisan (mitos) itu saling bertentangan, tapi dari mitos yang ada bisa di buktikan dengan bukti tertulis juga, jadi bertentangan apa enggak yaa..?, yang pasti sejarah lisan lebih di besar-besarkan ketimbang sejarah tertulis, atau bahkan terkadang malah sebaliknya, sejarah tertulis lebih pandai berbohong dari pada sejarah lisan yang berkembang, jadi untuk memahami sejarah kayaknya tidak bisa di pandang dari satu sisi yaa..:), sama seperti sejarah negeri ini dari dulu hingga sekarang dan esok hari nanti ..:)

SURAT KEPADA ANAK-ANAK YANG MEMILIH UNTUK DIAM DALAM KEPATUHAN (Kolektif Bunga)

Di kaki langit sebuah senja yang menyemburatkan cahaya keemasan, sepucuk surat tergeletak lusuh tak tersentuh. Aku memungut dan membacanya:

Anak-anakku, masih lekat di dalam ingatan bagaimana kegairahan meluap meledak-ledak mendengar tangismu yang pecah seiring tarikan nafas pertama menghirup udara dingin dunia. Kami menyelimutimu dengan kasih. Kami dendangkan kidung kehidupan agar nafas hangatnya meniup lembut relung-relung benak dan sanubarimu. Kelak, akan engkau hembuskan kembali kehangatan itu untuk kehidupan.

Kami memenuhi hari-hari bukan hanya dengan doa untukmu. Kami tunjukkan dunia kepadamu, sekalipun itu bukan dunia yang tinggal engkau amati dan nikmati. Tidak, tidaklah kami pilihkan sebuah dunia yang siap untukmu. Kami menghadapkanmu kepada kemungkinan-kemungkinan yang membentang luas di dalam ruang-waktumu sendiri. Engkau bermakna ketika menuju ke dunia esok yang tidak membelenggumu ke dalam sisa-sisa masa lalu kami. Engkau bukan tawanan masa depan kami. Engkau merajut benang-benang duniamu sendiri, menyatukannya ke dunia engkau-yang-lain, menyentuhkannya ke dunia kami, menjalinnya ke dunia yang meng-kita. Engkau ada karena mengada dalam sebuah dunia bersama.

Ketika dalam kebebasan itu sebagian di antaramu memilih berseragam dan bersenjata, kami bertanya, dunia seperti apakah yang akan engkau bentangkan? Sebuah dunia nyaman karena kamilah mesin penenun keamanan, begitu engkau menjawab. Kami lafalkan janji pembela kejujuran, kebenaran, dan keadilan, serta untuk berbakti kepada negara dan bangsa, katamu. Kami suguhkan sebuah dunia tenteram karena kami alat yang merangkai permusuhan menjadi perdamaian, katamu pasti.

Kami, ibu-ibumu, mempercayai janjimu. Kami bangga karena alat bisa menjadi teramat handal, apalagi jika itu sebuah mesin. Mesin menerima informasi untuk mengemudikan tindakannya. Tetapi salahkah jika kami juga bertanya, bukankah mesin hanya memberikan pelayanan kepada sang pemasok informasi? Bukankah mesin adalah pelayan pasif yang tidak bertujuan di dalam dirinya sendiri? Bagaimanapun, kami masih menyimpan romantisme masa lalu bahwa mesin sekalipun tentu tidak melepaskan fungsinya untuk berpusat kepada kehidupan.

Di bawah senja yang merahnya kian membakar langit, kulanjutkan membaca:

Tetapi anak-anakku, kini datang seorang ibu bertanya kepada kami dalam kedukaan yang perih. Apa yang telah terjadi denganmu? Apa yang mereka semaikan ke dalam benakmu sehingga daun-daun hijau kehidupan yang sudah lama kita tanam, sirami, dan tumbuhkan bersama di sana engkau biarkan berputar-putar dan tenggelam di bawah arus dahsyat kekuasaan? Apa yang mereka tiupkan hingga nafas hangat hembusan kami ke dadamu membeku dalam jiwa yang kian sunyi dari nyanyian kemurahan hati?

Cukupkah sumpah setia kepatuhan membuatmu melumuri jiwamu dengan darah sebagian di antaramu? Sebagian yang lahir dari rahim-rahim kami seperti engkau, namun yang memilih untuk tidak menjadi mesin dalam keseragaman. Tidakkah yang sebagian itu terengkuh oleh cakrawala janjimu? Mengapa sumpahmu atas nama Sang Pengasih malah menjadikan dirimu sebuah perkakas untuk mereka yang memerintah dan menguasaimu? Adakah yang bisa engkau katakan ketika kami menggemakan dengan nyeri di hati, ucapan penyair Dylan Thomas: Hands have no tears to flow. Kekuasaan itu tiada bernurani, anak-anakku.

Pernah kami bisikkan bahwa menyeragam adalah memasuki kepatuhan yang tiada tara. Kepatuhan dalam hubungan yang bukan engkau-aku, bukan kita, bahkan bukan semata-mata antara sang

penguasa dan serdadu-serdadunya yang patuh. Engkau sudah memasuki hubungan antara yang memilih untuk berkuasa dan yang mengarahkan wajah kepadanya untuk mendengarkan hukum-hukumnya. Engkau hanyalah pendengar karena engkau memang yang menghendaki kepatuhan itu. Engkau bahkan tak kuasa menyimak batinmu yang menangis ketika wajah sebagian di antaramu menatap dari balik sepatumu yang berat itu dengan kesakitan. Maukah engkau menceritakan, apa yang kau dengar setiap pagi di lapangan hijaumu, sehingga ketika kami menemukan solidaritas di-dalam-dunia, engkau masih terus saja mencarinya dalam tujuan dan kepentingan?

Kemudian, engkau akan bertanya, mengapa ibu tak berbangga untuk kami yang teguh kepada tugasnya? Anak-anakku, engkau hanya mengingatkan kami akan cerita tentang Tolstoi, penulis Rusia kenamaan itu. Tolstoi yang menegur rekannya yang menampar salah seorang anak buah, 'Tidakkah engkau malu memperlakukan sesama manusia seperti itu? Bukankah engkau pernah membaca Kitab Suci?', ternyata dijawab singkat, 'Bukankah engkau pernah membaca peraturan militer?'

Apakah kepatuhan membahasakan diri lewat kekerasan?

Dalam pekat malam yang menelan seluruh bayang-bayang tubuh, kuteruskan membaca:

Kami bertanya, seperti seorang filsuf pernah bertanya, siapakah engkau? Siapakah engkau sebelum ini, siapakah engkau yang datang kemudian, siapakah engkau yang akan selalu melampaui semua engkau yang sekarang?

Engkau yang asali, anak-anakku, adalah suara. Suara yang meng-aku-kan dirimu sekalipun itu adalah keterbuangan dari keseragamanmu; suara yang menanggalkan semua identitas yang-mungkin, yang mencerabutmu dari engkau yang-mereka. Suaramu adalah cara engkau menemukan diri di dalam dunia. Namun tak kau kenali suara yang memanggil dalam kesenyapan itu, karena hanya dengan kesediaan mendengarkan dalam keheningan engkau memperoleh engkaumu kembali yang pernah menjanjikan kesetiaan kepada keadilan dan kebenaran. Keheningan memang begitu asing untukmu sekarang. Engkau hanya mendengar; mendengar terlalu banyak dalam hingar bingar kemenangan.

Bertahun-tahun menjelang tidur malammu, kami kisahkan bukan hanya para raja dan pahlawan yang menang dengan gagah perkasa. Engkau kerap bertanya, mengapa ibu menceritakan kesedihan mereka yang tak berdaya tak berpunya, yang mati meneriakkan keadilan kebenaran? Engkau bertanya, karena untukmu makna ada dalam kekuasaan menaklukkan dunia. Tetapi, tidakkah makna adalah juga daya-daya untuk dikisahkan kembali sehingga kita semua belajar dari sejarah dan menarik garisnya untuk kita sendiri? To be memorable, begitu filsuf Hannah Arendt pernah menuliskan untuk kami.


Maka, anak-anakku, dalam kebenaran seseorang tak pernah kalah dan tak akan pernah mati.

Jika engkau menegaskan bahwa sumpah mengikatmu ke dalam kepatuhan kesamaan sekalipun itu penyangkalan atas suara hatimu, haruskah kami kini memilihkan dunia untuk anak-anak kami selanjutnya? Haruskah kami menolak cita-cita saudara-saudaramu yang hendak bergabung denganmu? Engkau telah menyempitkan dunia; engkau mengabaikan suara kehidupan; dunia yang engkau bentangkan boleh jadi aman, namun dinginnya menggentarkan kami.

Kami masih menghendaki sebuah dunia tempat kita dapat saling bertutur sampai kami terengkuh ke dalam kisahmu, dan engkau kami peluk dalam lengan-lengan cakrawala kami yang membentang dalam keluasan kehidupan. Kami masih menghendaki sebuah dunia tempat kita berkisah sampai derita dan pedihmu, derita dan pedih kami, kesukacitaanmu dan kesukacitaan kami, menjadi kenangan kita untuk membangun sebuah dunia bersama. Kami masih menghendaki sebuah dunia tempat kita saling berkisah menanggalkan sumber utama kebencian. Yakni, percaya terlalu besar kepada ke-akuan-ku, ke-engkau-anmu, ke-kami-an kami, ke-merekaa-an mereka. Kita saling berkisah untuk menanggalkan penjara yang jerujinya membelenggu kita di dalam pensucian dan pemberhalaan suatu proses pencarian kesamaan. Kesamaan, seperti kata seorang pemikir terkemuka Edward Said, yang telah membuat kita masing-masing memandang “ke-kita-an kita” masing-masing sebagai benda tiada bercacat.

Di dalam kisah-kisah yang tak berperangkap itu, anak-anakku, kebenaran menunggu untuk disingkapkan.

Di bawah kaki langit dini hari yang heningnya membumbung membuka langit untuk sebuah cahaya pagi, kubiarkan surat itu menggeletak . . . dalam terang tanah yang melahirkan kembali bayang-bayang diri.

Sunday, January 26, 2003

PERANG BUBAT (Menurut Kidung Sundayana)

... padang Bubat,
Sri Baduga gugur di tangan Gajah Mada, tapi Diah Pitaloka dan ibundanya memilih bunuh diri ketimbang "berputih mata" di bawah kekuasaan Majapahit. Dua bilah keris menembus jantung mereka.
-- Perang Bubat 1357M

Tersebut negara Majapahit dengan raja Hayam Wuruk, putra perkasa kesayangan seluruh rakyat, konon ceritanya penjelmaan dewa Kama, berbudi luhur, arif bijaksana, tetapi juga bagaikan singa dalam peperangan. Inilah raja terbesar di seluruh Jawa bergelar Rajasanagara. Daerah taklukannya sampai Papua dan menjadi sanjungan empu Prapanca dalam Negarakertagama. Makmur negaranya, kondang kemana-mana. Namun sang raja belum kawin rupanya. Mengapa demikian ? Ternyata belum dijumpai seorang permaisuri. Konon ceritanya, ia menginginkan isteri yang bisa dihormati dan dicintai rakyat dan kebanggaan raja Majapahit. Dalam pencarian seorang calon permaisuri inilah terdengar khabar putri Sunda nan cantik jelita yang mengawali dari Kidung Sundayana.

Apakah arti kehormatan dan keharuman sang raja yang bertumpuk dipundaknya, seluruh Nusantara ada di hadapannya. Tetapi engkau hanya satu jiwanya yang senantiasa memohon pada yang kuasa akan kehadiran jodohnya. Terdengarlah khabar bahwa ada raja Sunda (Kerajaan Kahuripan) yang memiliki putri nan cantik rupawan dengan nama Diah Pitaloka Citrasemi.

Setelah selesai musyawarah sang raja Hayam Wuruk mengutus untuk meminang putri Sunda tersebut melalui perantara yang bernama tuan Anepaken, utusan sang raja tiba di kerajaan Sunda. Setelah lamaran diterima, direstuilah putrinya untuk di pinang sang prabu Hayam Wuruk. Ratusan rakyat menghantar sang putri beserta raja dan punggawa menuju pantai, tapi tiba-tiba dilihatnya laut berwarna merah bagaikan darah. Ini diartikan tanda-tanda buruk bahwa diperkirakan putri raja ini tidak akan kembali lagi ke tanah airnya. Tanda ini tidak dihiraukan, dengan tetap berprasangka baik kepada raja tanah Jawa yang akan menjadi menantunya.

Sepuluh hari telah berlalu sampailah di desa Bubat, yaitu tempat penyambutan dari kerajaan Majapahit bertemu. Semuanya bergembira kecuali Gajahmada, yang berkeberatan menyambut putri raja Kahuripan tersebut, dimana ia menganggap putri tersebut akan "dihadiahkan" kepada sang raja. Sedangkan dari pihak kerajaan Sunda, putri tersebut akan "di pinang" oleh sang raja. Dalam dialog antara utusan dari kerajaan Sunda dengan patih Gajahmada, terjadi saling ketersinggungan dan berakibat terjadinya sesuatu peperangan besar antara keduanya sampai terbunuhnya raja Sunda dan putri Diah Pitaloka oleh karena bunuh diri. Setelah selesai pertempuran, datanglah sang Hayam Wuruk yang mendapati calon pinangannya telah meninggal, sehingga sang raja tak dapat menanggung kepedihan hatinya, yang tak lama kemudian akhirnya mangkat. Demikian inti Kidung Sindanglaya ini.

Saturday, January 25, 2003

bli, gue contek yaa, sowie tanpa seijinmu ku publis..:), tulisan di bawah ini ku ambil dari blognyaNyoman

Kepada sahabat-sahabat ku yang ............MASIH SINGLE
Cinta ibarat kupu-kupu. Makin kau kejar, makin ia menghindar. Tapi bila kau biarkan ia terbang, ia akan menghampirimu disaat kau tak menduganya.Cinta bisa membahagiakanmu tapi sering pula ia menyakiti, tapi cinta itu hanya istimewa apabila kau berikan pada seseorang yang layak menerima. Jadi ... tenang-tenang saja, jangan ter-buru buru dan pilihlah yang terbaik.

Kepada sahabat-sahabat ku yang............RAGU-RAGU DENGAN PERNIKAHAN
Cinta bukannya perkara mencari seseorang yang "sempurna", tetapi menemukan seseorang yang bisa membantumu menjadikan dirimu menjadi sempurna.

Kepada sahabat-sahabatku yang ............PLAYBOY/PLAYGIRL
Jangan katakan "Aku cinta padamu" bila kau tidak benar - benar peduli. Jangan bicarakan soal perasaan-perasaan bila itu tidak benar-benar ada. Jangan kau sentuh hidup seseorang bila kau hanya berniat main-main dengannya. Jangan menatap kedalam mata bila apa yang kau kerjakan cuma berbohong.Hal terkejam yang bisa dilakukan ialah membuat seseorang jatuh cinta, padahal kau tidak berniat samasekali 'tuk menerimanya' saat ia terjatuh.........


Kepada sahabat-sahabatku yang ............SUDAH MENIKAH
Kalau Cinta jangan katakan "Ini salahmu!", tapi "Maafkan aku, ya!"
Jangan juga katakan "Kau dimana!", melainkan "Aku disini, kenapa?"
Bukan "Kok bisa sih kau begitu!" tapi "Aku ngerti."
Dan juga bukan "Coba, seandainya kau..." akan tetapi "Terima kasih ya, kau begitu....."


Kepada sahabat-sahabatku yang............BERTUNANGAN
Tolok ukur saling mencocoki bukanlah berapa lamanya waktu yang kalian habiskan bersama, melainkan untuk betapa baiknya kebersamaan anda berdua.


Kepada sahabat-sahabatku yang ............PATAH HATI
Sakit... patah hati... bertahan selama kau menginginkannya, dan akan mengiris luka sedalam kau membiarkannya. Tantangannya bukanlah bagaimana bisa mengatasi rasa itu, melainkan apa yang bisa diambil sebagai pelajaran dan hikmahnya.


Kepada sahabat-sahabatku yang ............BELUM PERNAH JATUH CINTA
Bagaimana kalau jatuh cinta: Mau jatuh jatuhlah tapi jangan sampai terjerumus, tetaplah konsisten tapi jangan terlalu "ngotot", berbagilah dan jangan sekali-sekali tidak fair, berpengertianlah dan cobalah untuk tidak menuntut, siap2lah untuk terluka dan menderita, tapi jangan kau simpan semua rasa sakitmu jika itu benar-benar kau alami.


Kepada sahabat-sahabatku yang ............INGIN MENGUASAI
Hatimu patah melihat yang kau cintai berbahagia dengan orang lain, tapi akan lebih sakit lagi mengetahui bahwa yang kau cintai ternyata tidak bahagia denganmu.


Kepada sahabat-sahabatku yang ............TAKUT MENGAKUI
Cinta menyakitkan bila anda putuskan hubungan dengan seseorang. Tapi lebih sakit lagi bila seseorang memutuskan hubungan denganmu. Tapi cinta paling menyakitkan bila orang yang kau cintai samasekali tidak mengetahui perasaanmu [terhadapnya].


Kepada sahabat-sahabatku yang ............MASIH BERTAHAN MENCINTAI SEORANG YANG SUDAH PERGI
Hal menyedihkan dalam hidup ialah bila kau bertemu seseorang lalu jatuh cinta, hanya kemudian pada akhirnya menyadari bahwa dia bukanlah jodohmu dan kau telah menyiakan ber-tahun2 untuk seseorang yang tidak layak. Kalau sekarang ia sudah tak layak, 10 tahun dari sekarangpun ia juga tak akan layak. Biarkan dia pergi,lupakan.......!!

Friday, January 24, 2003

kalau ada yang lewat kota gue (indramayu) dari arah jakarta menuju cirebon lewat indramayu kota, ada sebuah tugu prasasti, yang menggambarkan kota indramayu di masa depan ( ceritanya ramal meramal neh ) :

Nangiang Banjur Allah Nyukani/Kerahmatan Kang Linuwih/Darma-Ayu Mulih Harja/Tan Ana Sawiji-wiji/Pratelanya Yen Wonten Takaka/Nyabrang Klai Cimanuk Pernahnya/Sumur Kejayaan Dres Mili/Delupak Murub Tanpa Patra/Sedaya Pan Mukti Malih/Somahan Lawan Prajurit/Rowang Kalian Priagung/Samya Tentrem Atinya/Sedaya Harja Tumuli/Ing Sakehing Negara Pada Raharja

Thursday, January 23, 2003

loh?, error???

Wednesday, January 22, 2003

ada ide buat name domain blog ini yang bagus apa?....:)

kayaknya setiap web blog hampir nyantumin versi web blognya, hiihihi, lah gue versi ke berapa nih?, kalau di itung-itung dari taon 1999 dah berapa kali ganti kulit yak..:D. salahnya sendiri gak pake acara catet-catet tiap kali ganti kulit, kayaknya ini versy 2.0 di taon 2003 deh, heauhaha, apa 2.1a kali yak..:p, entah deh, pokoknya yaa kalau mau ganti kulit ya ganti aja..duuh neh yogya adem banget, di guyur ujan sore-sore, enak banget kalau ada yang di peluk....:)

Tuesday, January 21, 2003

akhirnya migrasi ini di lakukan juga, dari tag-board.com ke dekap.com, hihihi, abisnya tab-board error mulu, dari pada gak ada kolom komentar, ku ganti aja..:), moga aja dekap.com gak pernah error..

Saturday, January 18, 2003

dia mau pulang...dia mau pulang...dia mau pulang, aku dengar desas desus itu di seantero hutan kawasan kami biasa bermain, sebuah hutan lindung yang sedang di rambah kegundulan, padahal dulu masih aku ingat, kawasan hutan ini begitu subur dan makmur, tapi itu cerita lama, ketika raja di hutan ini masih berkuasa dan sekarang telah di gulingkan, katanya sih dari desas desus yang beredar secara luas, konon raja yang dulu itu banyak melakukan korupsi tanpa rakyatnya tau, aku sendiripun tidak mengerti cerita yang sebenernya, yang aku tau, pada waktu itu aku masih kecil, masih belum mempunyai sayap buat terbang dan aku rasakan betapa makmurnya hutan ini dahulu, tapi sudahlah itu hanya sebuah cerita lama.
oh iyah, kita kembali ke desas desus yang sedang santer di bicarakan orang. ini mengenai sahabat kecilku dulu. kami dulu besar bersama di hutan ini walau kemudian nasib jualah yang membedakan jalan hidup kami. dia seekor merpati hutan yang sangat anggun, dulu kami ada di satu wilayan di bagian hutan ini yang sekarang wilayan itu sudah penuh sesak oleh pemukiman penduduk, katanya seh transmigran yang di tempatkan pemerintah mereka di hutan ini, entahlah, kami sendiri enggak mengerti, yang kami tau hanyalah rumah kami terus tergusur oleh para manusia. oh iyah, sahabatku itu pergi dari hutan ini waktu hiruk pikuk demo untuk menurunkan raja yang lalu, dia terbang ke hutan di negeri seberang, jauh, kata kabar yang dia sampaikan melalui angin sahabatku, " tapi di negeri ini hidup semuanya teratur" itu yang dia sampaikan, aku membayangkan, betapa enaknya hidup di sebuah hutan yang masih tumbuh menghijau, tidak seperti di sini, setiap hari kamu selalu saja di kejutkan oleh tumbangnya ratusan atau bahkan ribuan pohon tempat kami membuat sarang.
"aku akan pulang ke hutan kita" itu bisikmu melalui sahabat tercinta kita, memang angin adalah sahabat kita yang paling setia, dia yang selalu mengantarkan dan menyampaikan semua kabar baik dari aku untuknya atau darinya untukku,"tapi aku masih ragu, apakah hutan kita masih bisa aku tempati" gumanmu, ah..entahlah akupun sudah tidak yakin, apakah ketika kamu pulang nanti hutan ini masih tersisa ataukah nanti sudah habis di babad para manusia sinting itu. "aku juga ragu dengan para pemimpin kita, kadang aku berfikir untuk tidak pernah balik lagi ke rumah" ucapmu sedih, ah, kamu mengingatkan aku akan adik kecilku yang entah sekarang sedang menjelajah hutan yang mana, dulu juga dia merantau pergi ke negeri seberang, dan pulang dengan kebanggaan, tapi dia di kecewakan oleh kekasihnya, entahlah, dia sudah tidak betah tinggal di rumah sekarang"aku mau kehidupan yang nyata" itu kata-kata terakhir yang dia lontarkan waktu itu. dan sekarang dia meninggakanku seorang diri disini. aku tau dia kecewa, tapi itu adalah pilihan dia, aku tidak bisa berbuat apa-apa..sudahlah, kita kembali ke temanku itu,
kadang aku suka berhayal mengenai dia, apa dia masih seperti yang dulu, seekor dara hutan yang anggun, ataukah dia sudah menemukan apa yang dia cari, aku cuman menunggu kepulangan dia, mendengar cerita dia tentang kabar negeri seberang itu, langsung dari mulut mungil dia, bukan oleh perantaraan angin yang selama ini selalu membawa kabar darinya.
yaa dia pasti pulang, aku cuma menunggu dari atas pohon jati satu-satunya di hutan ini, dari sebuah dahan kering di puncak pohon ini, aku berdoa, semoga ketika kamu pulang nanti pohon ini masih ada di tempatnya, ini tempat perjanjian kita dahulu sebelum kita berpisah. semoga....

catatan sore minggu

aku termangu, bingung mau ngomong apa, dari balik kaca aku cuman bisa melihat tanpa bisa berkata-kata "aku bingung" ungkapnya "ini adalah tuntutan hidup dan kenyataan yang harus aku lakukan" ungkapnya lagi, aku hanya bisa terdiam, mencerna setiap kata yang dia ucapkan dari balik kaca sana, tanpa bisa berkomentar"aku ngerasa gak dihargain sama sekali" ungkapnya lebih lanjut, aku semakin terpuruk jatuh dan semakin hanyut oleh setiap lontaran kata yang dia sampaikan, tanpa sadar aku menitikkan air mata, aku tak bisa memadang wajah sedih itu, aku tak bisa berkata-kata lebih banyak "sikap orang itu juga yang bikin aku ngerasa gak dihargai" semakin sesak dadaku, aku tidak bisa berkomentar, ini masalah hidup yang aku sendiri belum pernah mengalaminya, aku tidak bisa berkomentar cuman dadaku serasa semakin sesak, ikut larut dalam setiap kata-kata dari balik kaca itu "aku gak sesantai yang kamu kira kali yak", mungkin, karena selama ini aku tidak pernah mendengar kamu mengeluh, dan selama aku kenal kamu kurang lebih tiga tahun kebelakang ini, aku baru mendengar yang kayak gini, walau mungkin kadang juga aku dengar hal-hal yang kayak gitu.

"orang ngira aku cuma ikutin phaseku ajah, dibalik itu...kadang kekhawatiran kecil..bikin aku degdegan banget", ungkapmu lebih lanjut, aku bisa merasakan itu, dari tatapan mata itu mungkin aku bisa sedikit mengerti, dan lidahku semakin kelu untuk mengucapkan setiap kata yang hendak aku sampaikan, aku tidak biasa bicara serius, aku paling mudah menangis menghadapi hal-hal kayak gini, aku hanya bisa melihat dan mendengar setiap ucapan yang dia sampaikan dari balik kaca sana tanpa sanggup untuk meresponnya.

"aku enaknya istikharah ajah yak" ide bagus, ucapku sambil tersenyum, Tuhan pasti akan kasih jalan bagi hambanya yang meminta petunjuk, aku terus menunggu kata-kata selanjutnya yang entah apa lagi yang mau dia ucapkan, dia hidup. bisa berfikir, pohon yang subur rindang tapi ada di dalam sebuag pot keterkekangan, oleh keadaan, dan aku hanya bisa memandang tanpa bisa berbuat apa-apa.

"maaf yaa, gak seharusnya aku ngomong begitu" ah, kalau kamu gak pernah ngomong mungkin aku gak akan tau kalau selama ini pohon yang begitu rindang ini ternyata tertanam dalam pada sebuah pot birokrasi yang sangat kokoh, dan akhirnya aku lihat senyum itu kembali, walau cuman dari balik kaca dan entah untuk siapa..aku hanya bisa ikut menikmati senyum manis itu tanpa pernah dia tau dan tanpa pernah ku kenal dia itu siapa

yogyakarta semakin gerah, penat oleh berbagai macam kesombongan yang ada di dalamnya, dan aku sudah tidak bisa melihat wajah itu lagi dengan jelas, tertutup asap knalpot yang bercampur debu jalanan, sangat jauh berbeda dengan wajah-wajah di atas kendaraan yang lewat di depan warungku ini, sangat ceria dengan pasangannya masing-masing, dan aku masih tetap terduduk menunggu dia kembali untuk sekedar mampir atau membeli sesuatu di warungku ini tanpa memikirkan malam minggu ini aku mau pergi sama siapa dan kemana, aku hisap rokok kretek yang sudah hampir habis masanya, dan dari kejauhan ku liat dia tersenyum ke arahku sehabis mengatur parkir sebuah truk sayuran...

*yogyakarta 18 januari 2003

Friday, January 17, 2003

kayaknya aku semakin males nulis di blog ini ya, entah kenapa kayaknya aku ngerasa dah gak bisa nulis, bingung mau nulis apa, pernah suatu kali aku bertanya sama yani mengenai pendapat dia kenapa aku sekarang kayaknya males banget buat nulis, "kamu lagi enggak jatuh cinta kali" jawabnya, huah, apa hubungannya jatuh cinta sama nulis?, atau karena jatuh cinta orang jadi seneng nulis buat ngungkapin apa yang ada di hati dia?, loh tapi kan kemaren-kemaren aku masih bis anulis dan tulisanku pun lumayan banyak menghiasi blog ini, apa aku sedang jatuh cinta?, atau memang aku yang enggak sadar kalau aku memang jatuh cinta?, atau aku sadar tapi aku pura-pura enggak sadar?, hahaha...entahlah mungkin pendapat yan bener, atau tentang omongan nie yang mengatakan "loe gak akan bakalan dapet ce kalau loe masih cuek kayak getu, mana ada ce yang nahan sama sikap cuek loe", hei..hei..hei..aku cuek yaa?, aku sombong lagi..:), bukan sekedar cuek..ahaha, sombong buat apa?, cuek ma sapa?, entahlah, yang pasti pagi hari ini di yogya suasana sudah mulai rame lagi setelah kemaren di landa demo para supir angkutan, sekarang dah ada hiruk pikuk pasar lagi, dah banyak asap lagi dan yang pasti yogya dah kembali rame, gelombang demo belum terlalu rame kayaknya di sini, entah karena ada sebagian yang baru mau ujian atau karena yang sudah ujian pada pulang kampung, yang pasti sampai jam 10 pagi hari ini belum ada tanda-tanda mau ada demo, dan aku?, masih di hadapan monitor seperti biasanya, menunggu sosok itu kembali, entah kapan..

Thursday, January 16, 2003

yogya gerah banget yak

Apakah masih ada
Secibik rindu di hatimu
Atau aku saja yang merindukanmu


Bersama hembusan dingin angin malam
Ku ukir sebuah kerinduan yang mendalam
Tentang waktu-waktu indah
Sewaktu bersama mu

*reposted*

Yogyakarta hari ini di landa pemogokan para supir angkot, INDONESIAKU mau di bawa kemana sekarang?, sampai-sampai indonesia kecilpun bergolak, entah ku gak habis pikir, mogok itu buat apa?, yang susah kan banyak orang juga, emang dengan mogok kalian bisa dapat duit buat makanin anak istri?, apa dengan mogok kalian punya nurani?, yang kasian kan anak istri kalian juga, yang sekolah gak apda bisa sekolah, yang bekerja gak bisa pada kerja, ngapain ngurusin demo, yang demo sudah ada sendiri, gak perlu lah kalian ikut-ikutan turun demo, bukan saatnya lagi buat kalian, biarin tuh kakak-kakak mahasiswa aja yang pada demo, biar nanti mereka pada jadi menteri, toh kalau dah pada jadi menteri juga nanti mereka pada di demo juga dan ngerti bagai mana rasanya di demo, lah kalau kalian ikutan demo mau jadi apa?, menteri perhubungan?, mendingan kalau masih idup, kalau di gebukin polisi terus kepala bocor, duit dari mana buat berobat?, mbok yoo nyadar kang, sing eling, sing wis tuo ki sing eling, ben wae mahasiswa podo demo, sing penting narik angkot yoo tetep narik ben iso mangan, kowe kabeh podo demo yoo ra bakalan pemerintah langsung mudunke rego toh yoo, iku kabeh ono mekanismene jare'e sih. aku dewe yo ra ngerti, wis kang do kerjo kabeh, sing melas karo masyarakat...

INDONESIAKU mau di bawa kemana?, kalian juga para pemimpin, mbok yoo kalau buat keputusan tuh liat-liat, kalau buat kantong kalian seh gak masalah, gaji dah jelas ada di tangan walaupun semisalkan kerja kalian cuman nonton tv dan tidur, tiap bulan 5 juta mungkin dah ada di tangan dan itu semua duit rakyat, belum tanda tangan kalian yang harganya puluhan juta, nah kalau temen gue si abang beca di depan kost an gimana?, pegang 10 rebu tiap hari aja masih jadi mimpi buat mereka, "lah itu salah mereka yang enggak sekolah", boleh lah kalian jadikan alasan, tapi apa anak negeri ini cukup mampu untuk sekolah?, biaya spp berapa?, uang seragam berapa?, sumbangan masuk sekolah berapa?, jangankan buat sekolah pak, buat makan sehari-hari aja masih ngutang di warung sebelah, jangan di bandingin sama yang gajinya 16 juta perbulan pak, indonesia gak semuanya orang tuh kaya, tapi kalau kayak bapak-bapak seh mungkin sedikit banyak jumblahnya, tapi yang peduli ma rakyat mana pak?

INDONESIAKU mau di bawa kemana?, demo di mana-mana, rakyat dah bosan dengan kenaikan-kenaikan."perasaan dulu waktu jamannya pak harto lebih enak yaa?" komentar abang beca yang mangkal di depan kost ku, "iyah semuanya masih murah-murah gak kayak sekarang" komentar teman yang lainnya. kenapa jadi begini?, okelah untuk bertoleransi bahwa hasil reformasi gak bisa secepatnya, tapi sampai kapan? " hey, amerika aja butuh waktu 100 tahun untuk makmur" itukah komentar yang harus di lontarkan?, jangan itu jadikan alasan, liat jepang, berapa lama waktu yang di butuhkan untuk membenahi diri, gak lebih dari 20 tahun pak. "tapi orang jepang kan pinter-pinter" lah..lah..lah, jadi apa sampeyan kira orang indonesia gak kalah pinter?, pinter korupsi, pinter demo, pinter protes, pinter nyuri, pinter bikin bom, jadi ya kurang pinter apa?, mahasiswa kan banyak, masak mereka semua orang goblok?, mereka tuh pinter-pinter, jadi apa orang indonesia itu enggak pinter?, pinter pak, paling pinter..

INDONESIAKU mau di bawa kemana?, terserah bapak-bapak pemimpin deh di bawa kemana, gue pasrah yang penting negeri ini makmur, terserah kalian mo bawa kemana, gue ngikut aja, yang penting temenku si abang beca di depan kost an bisa membiayai sekolah anaknya, terserah negeri ini bapak atau ibu para pemimpin mau di bawa kemana, asal semua anak negeri ini bisa tersenyum menyongsong hari esok..silahkan bawa kemana saja kami ini, asalkan jangan kalian hancurkan negeri ini yang di bangun dengan tetesan darah dan tumpahan air mata para pahlawan negeri ini. Terima kasih

Wednesday, January 15, 2003

kayaknya makin enggak mutu yaa?./....:(

Tuesday, January 14, 2003

Jiwaku Memanggilku
sumber:Tidak ingat dari siapa
----------------------------------------------
Jiwaku berkata padaku dan menasehatiku agar mencintai semua orang yang membenciku, berteman dengan mereka yang memfitnahku, bersabar thd orang yang menceritakan kesalahanku/aibku ke orang lain bukannya langsung menasehatiku.

Jiwaku berkata padaku dan mengungkapkan kepadaku bahwa cinta sejati itu tidak harus memiliki, cinta itu tidak hanya menghargai orang yang mencintai, tetapi juga orang yang dicintai.

Sejak itu bagiku cinta ibarat jaring laba-laba diantara dua bunga, dekat satu sama lain; menjadi lingkaran cahaya tanpa awal dan tanpa akhir, melingkari apa yang telah lahir dan memupuk selamanya untuk merengkuh yang akan hadir.

Jiwaku menasehatiku dan mengajariku agar melihat kecantikan yang ada dibalik bentuk dan warna.

Jiwaku memintaku untuk menatap semua yang buruk dengan tabah sampai nampaklah keelokannya.

Jiwaku menasehatiku dan menegurku agar menghargai waktu dengan mengatakan "ada hari kemarin dan ada hari esok".

Demi masa sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Dan saling nasehat menasehati dalam kebenaran Dan nasehat menasehati dalam kesabaran.

Jiwaku menasehatiku dan memintaku Agar tidak merasa mulia karena pujian Dan agar tidak disusahkan oleh ketakutan karena cacian. Sampai hari ini aku ragu akan harga pekerjaanku;

Tapi sekarang aku belajar:
Bahwa pohon berbunga di musim semi, dan berbuah di musim panas dan menggugurkan daun-daunnya di musim gugur untuk menjadi benar-benar telanjang di musim dingin? Tanpa merasa mulia dan tanpa ketakutan atau malu.

Jiwaku menasehatiku dan mengingatkanku:
Bahwa aku adalah debu dimata Allah
Bahwa aku adalah lemah dimataNYA
Bahwa aku miskin dibanding kerajaan NYA
Tiada aku boleh merasa besar kecuali oleh NYA
Kesombongan itu hanya milikNYA
Dan semua yang berlangsung adalah iradatNYA
Tapi pernahkan kita pernah sungguh-sungguh memikirkannya

caerita tentang seorang sahabat di seberang lautan, yang mengembara demi sebuah cerita akan masa depan dan cita-cita yang belum terselesaikan. empat tahun sudah dia bergelut dengan buku-buku dan juga perjalanan cintanya yang sangat menggebu. kadang menangis kadang tertawa, mencari dan terus mencari tanpa ada pernah datang rasa bosan itu. waktu kamu tinggalkan negeri ini di saat gerakan mahasiswa sedang gencarnya untuk melengserkan rezin yang ada, sekarangpun masih begitu kalaupun kamu tau, empat tahun melewati masa-masa hidup di negeri seberang lautan dengan menyinpan berjuta cerita dan mimpi dan segudang cita-cita yang belum dia selesaikan, dia bercerita kepadaku, tentang perjalanan cintanya yang kandas di tengah jalan karena sang pujaan selalu tak pernah bisa percaya diri, cerita tentang mamahnya yang selalu seakan-akan menyalahkan dia kenapa dia bisa kandas menjalin cinta, tapi itu hanya sederetan cerita di masa silam yang sudah semestinya di kuburkan.
cerita tentang seorang sahabat di seberang lautan, yang sedang berkutat dengan sederetan program-program komputer yang sedang dia kerjakan dari dalam lab kampusnya, juga tentang cerita akan kekasihnya yang melanbungkan angan dan masa depan ketika nanti dia pulang ke negeri ini yang entah akan jadi apa nanti. cerita cintanya yang sedang hangat-hangatnya juga masalah error program komputernya yang belum juga bisa di selesaikan, selalu ada cerita baru yang datang dan dia ceritakan dari dalam lab sekolahnya.
cerita tentang seorang sahabat di seberang lautan, yang sedang jatuh cinta dengan calon sarjana dari itb sana, cerita tentangnya tak pernah bisa membautku bosan untuk mendengarkannya, entah tentang rasa rindu dia, juga penantian kepada kekasihnya yang sekarang sedang berkutat menghadapi ujian akhir di itb sana yang tiap malam selalu dia nantikan kehadirannya di balik layar komputernya untuk sekedar melepaskan rasa rindu yang ada.
cerita tentang sabahat di negeri seberang lautan, yang bercita-cita akan membuka warung makan ketika dia pulang nanti, bertanya tentang prospek perkembangan inet yang ada di negeri ini, antara keraguan apa yang mesti dia lakukan sepulangnya nanti ke negeri tercinta ini dan kebimbangan akan tawaran kerja yang dia terima di negeri sakura, memendam sejuta mimpi, walau dia bilang kalau dia tak suka untuk bermimpi.
cerita tentang seorang sahabat di negeri seberang lautan, berjuanglah kamu di sana, sampai semuanya bisa terselesaikan dan semua orang bisa bangga akan keberhasilanmu.

Thursday, January 02, 2003

"selamat taun baru, semoga dicukupkan dalam segalanya"

Wednesday, January 01, 2003

yang pasti aku terus mencari di mana kamu sekarang, entah, ada sesuatu yang hilang, sakit memang, tapi aku tidak bisa menahan kamu untuk pergi menjauh, aku kangen

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Top Web Hosting | manhattan lasik | websites for accountants