Saturday, January 18, 2003

dia mau pulang...dia mau pulang...dia mau pulang, aku dengar desas desus itu di seantero hutan kawasan kami biasa bermain, sebuah hutan lindung yang sedang di rambah kegundulan, padahal dulu masih aku ingat, kawasan hutan ini begitu subur dan makmur, tapi itu cerita lama, ketika raja di hutan ini masih berkuasa dan sekarang telah di gulingkan, katanya sih dari desas desus yang beredar secara luas, konon raja yang dulu itu banyak melakukan korupsi tanpa rakyatnya tau, aku sendiripun tidak mengerti cerita yang sebenernya, yang aku tau, pada waktu itu aku masih kecil, masih belum mempunyai sayap buat terbang dan aku rasakan betapa makmurnya hutan ini dahulu, tapi sudahlah itu hanya sebuah cerita lama.
oh iyah, kita kembali ke desas desus yang sedang santer di bicarakan orang. ini mengenai sahabat kecilku dulu. kami dulu besar bersama di hutan ini walau kemudian nasib jualah yang membedakan jalan hidup kami. dia seekor merpati hutan yang sangat anggun, dulu kami ada di satu wilayan di bagian hutan ini yang sekarang wilayan itu sudah penuh sesak oleh pemukiman penduduk, katanya seh transmigran yang di tempatkan pemerintah mereka di hutan ini, entahlah, kami sendiri enggak mengerti, yang kami tau hanyalah rumah kami terus tergusur oleh para manusia. oh iyah, sahabatku itu pergi dari hutan ini waktu hiruk pikuk demo untuk menurunkan raja yang lalu, dia terbang ke hutan di negeri seberang, jauh, kata kabar yang dia sampaikan melalui angin sahabatku, " tapi di negeri ini hidup semuanya teratur" itu yang dia sampaikan, aku membayangkan, betapa enaknya hidup di sebuah hutan yang masih tumbuh menghijau, tidak seperti di sini, setiap hari kamu selalu saja di kejutkan oleh tumbangnya ratusan atau bahkan ribuan pohon tempat kami membuat sarang.
"aku akan pulang ke hutan kita" itu bisikmu melalui sahabat tercinta kita, memang angin adalah sahabat kita yang paling setia, dia yang selalu mengantarkan dan menyampaikan semua kabar baik dari aku untuknya atau darinya untukku,"tapi aku masih ragu, apakah hutan kita masih bisa aku tempati" gumanmu, ah..entahlah akupun sudah tidak yakin, apakah ketika kamu pulang nanti hutan ini masih tersisa ataukah nanti sudah habis di babad para manusia sinting itu. "aku juga ragu dengan para pemimpin kita, kadang aku berfikir untuk tidak pernah balik lagi ke rumah" ucapmu sedih, ah, kamu mengingatkan aku akan adik kecilku yang entah sekarang sedang menjelajah hutan yang mana, dulu juga dia merantau pergi ke negeri seberang, dan pulang dengan kebanggaan, tapi dia di kecewakan oleh kekasihnya, entahlah, dia sudah tidak betah tinggal di rumah sekarang"aku mau kehidupan yang nyata" itu kata-kata terakhir yang dia lontarkan waktu itu. dan sekarang dia meninggakanku seorang diri disini. aku tau dia kecewa, tapi itu adalah pilihan dia, aku tidak bisa berbuat apa-apa..sudahlah, kita kembali ke temanku itu,
kadang aku suka berhayal mengenai dia, apa dia masih seperti yang dulu, seekor dara hutan yang anggun, ataukah dia sudah menemukan apa yang dia cari, aku cuman menunggu kepulangan dia, mendengar cerita dia tentang kabar negeri seberang itu, langsung dari mulut mungil dia, bukan oleh perantaraan angin yang selama ini selalu membawa kabar darinya.
yaa dia pasti pulang, aku cuma menunggu dari atas pohon jati satu-satunya di hutan ini, dari sebuah dahan kering di puncak pohon ini, aku berdoa, semoga ketika kamu pulang nanti pohon ini masih ada di tempatnya, ini tempat perjanjian kita dahulu sebelum kita berpisah. semoga....

catatan sore minggu

aku termangu, bingung mau ngomong apa, dari balik kaca aku cuman bisa melihat tanpa bisa berkata-kata "aku bingung" ungkapnya "ini adalah tuntutan hidup dan kenyataan yang harus aku lakukan" ungkapnya lagi, aku hanya bisa terdiam, mencerna setiap kata yang dia ucapkan dari balik kaca sana, tanpa bisa berkomentar"aku ngerasa gak dihargain sama sekali" ungkapnya lebih lanjut, aku semakin terpuruk jatuh dan semakin hanyut oleh setiap lontaran kata yang dia sampaikan, tanpa sadar aku menitikkan air mata, aku tak bisa memadang wajah sedih itu, aku tak bisa berkata-kata lebih banyak "sikap orang itu juga yang bikin aku ngerasa gak dihargai" semakin sesak dadaku, aku tidak bisa berkomentar, ini masalah hidup yang aku sendiri belum pernah mengalaminya, aku tidak bisa berkomentar cuman dadaku serasa semakin sesak, ikut larut dalam setiap kata-kata dari balik kaca itu "aku gak sesantai yang kamu kira kali yak", mungkin, karena selama ini aku tidak pernah mendengar kamu mengeluh, dan selama aku kenal kamu kurang lebih tiga tahun kebelakang ini, aku baru mendengar yang kayak gini, walau mungkin kadang juga aku dengar hal-hal yang kayak gitu.

"orang ngira aku cuma ikutin phaseku ajah, dibalik itu...kadang kekhawatiran kecil..bikin aku degdegan banget", ungkapmu lebih lanjut, aku bisa merasakan itu, dari tatapan mata itu mungkin aku bisa sedikit mengerti, dan lidahku semakin kelu untuk mengucapkan setiap kata yang hendak aku sampaikan, aku tidak biasa bicara serius, aku paling mudah menangis menghadapi hal-hal kayak gini, aku hanya bisa melihat dan mendengar setiap ucapan yang dia sampaikan dari balik kaca sana tanpa sanggup untuk meresponnya.

"aku enaknya istikharah ajah yak" ide bagus, ucapku sambil tersenyum, Tuhan pasti akan kasih jalan bagi hambanya yang meminta petunjuk, aku terus menunggu kata-kata selanjutnya yang entah apa lagi yang mau dia ucapkan, dia hidup. bisa berfikir, pohon yang subur rindang tapi ada di dalam sebuag pot keterkekangan, oleh keadaan, dan aku hanya bisa memandang tanpa bisa berbuat apa-apa.

"maaf yaa, gak seharusnya aku ngomong begitu" ah, kalau kamu gak pernah ngomong mungkin aku gak akan tau kalau selama ini pohon yang begitu rindang ini ternyata tertanam dalam pada sebuah pot birokrasi yang sangat kokoh, dan akhirnya aku lihat senyum itu kembali, walau cuman dari balik kaca dan entah untuk siapa..aku hanya bisa ikut menikmati senyum manis itu tanpa pernah dia tau dan tanpa pernah ku kenal dia itu siapa

yogyakarta semakin gerah, penat oleh berbagai macam kesombongan yang ada di dalamnya, dan aku sudah tidak bisa melihat wajah itu lagi dengan jelas, tertutup asap knalpot yang bercampur debu jalanan, sangat jauh berbeda dengan wajah-wajah di atas kendaraan yang lewat di depan warungku ini, sangat ceria dengan pasangannya masing-masing, dan aku masih tetap terduduk menunggu dia kembali untuk sekedar mampir atau membeli sesuatu di warungku ini tanpa memikirkan malam minggu ini aku mau pergi sama siapa dan kemana, aku hisap rokok kretek yang sudah hampir habis masanya, dan dari kejauhan ku liat dia tersenyum ke arahku sehabis mengatur parkir sebuah truk sayuran...

*yogyakarta 18 januari 2003

Friday, January 17, 2003

kayaknya aku semakin males nulis di blog ini ya, entah kenapa kayaknya aku ngerasa dah gak bisa nulis, bingung mau nulis apa, pernah suatu kali aku bertanya sama yani mengenai pendapat dia kenapa aku sekarang kayaknya males banget buat nulis, "kamu lagi enggak jatuh cinta kali" jawabnya, huah, apa hubungannya jatuh cinta sama nulis?, atau karena jatuh cinta orang jadi seneng nulis buat ngungkapin apa yang ada di hati dia?, loh tapi kan kemaren-kemaren aku masih bis anulis dan tulisanku pun lumayan banyak menghiasi blog ini, apa aku sedang jatuh cinta?, atau memang aku yang enggak sadar kalau aku memang jatuh cinta?, atau aku sadar tapi aku pura-pura enggak sadar?, hahaha...entahlah mungkin pendapat yan bener, atau tentang omongan nie yang mengatakan "loe gak akan bakalan dapet ce kalau loe masih cuek kayak getu, mana ada ce yang nahan sama sikap cuek loe", hei..hei..hei..aku cuek yaa?, aku sombong lagi..:), bukan sekedar cuek..ahaha, sombong buat apa?, cuek ma sapa?, entahlah, yang pasti pagi hari ini di yogya suasana sudah mulai rame lagi setelah kemaren di landa demo para supir angkutan, sekarang dah ada hiruk pikuk pasar lagi, dah banyak asap lagi dan yang pasti yogya dah kembali rame, gelombang demo belum terlalu rame kayaknya di sini, entah karena ada sebagian yang baru mau ujian atau karena yang sudah ujian pada pulang kampung, yang pasti sampai jam 10 pagi hari ini belum ada tanda-tanda mau ada demo, dan aku?, masih di hadapan monitor seperti biasanya, menunggu sosok itu kembali, entah kapan..

Thursday, January 16, 2003

yogya gerah banget yak

Apakah masih ada
Secibik rindu di hatimu
Atau aku saja yang merindukanmu


Bersama hembusan dingin angin malam
Ku ukir sebuah kerinduan yang mendalam
Tentang waktu-waktu indah
Sewaktu bersama mu

*reposted*

Yogyakarta hari ini di landa pemogokan para supir angkot, INDONESIAKU mau di bawa kemana sekarang?, sampai-sampai indonesia kecilpun bergolak, entah ku gak habis pikir, mogok itu buat apa?, yang susah kan banyak orang juga, emang dengan mogok kalian bisa dapat duit buat makanin anak istri?, apa dengan mogok kalian punya nurani?, yang kasian kan anak istri kalian juga, yang sekolah gak apda bisa sekolah, yang bekerja gak bisa pada kerja, ngapain ngurusin demo, yang demo sudah ada sendiri, gak perlu lah kalian ikut-ikutan turun demo, bukan saatnya lagi buat kalian, biarin tuh kakak-kakak mahasiswa aja yang pada demo, biar nanti mereka pada jadi menteri, toh kalau dah pada jadi menteri juga nanti mereka pada di demo juga dan ngerti bagai mana rasanya di demo, lah kalau kalian ikutan demo mau jadi apa?, menteri perhubungan?, mendingan kalau masih idup, kalau di gebukin polisi terus kepala bocor, duit dari mana buat berobat?, mbok yoo nyadar kang, sing eling, sing wis tuo ki sing eling, ben wae mahasiswa podo demo, sing penting narik angkot yoo tetep narik ben iso mangan, kowe kabeh podo demo yoo ra bakalan pemerintah langsung mudunke rego toh yoo, iku kabeh ono mekanismene jare'e sih. aku dewe yo ra ngerti, wis kang do kerjo kabeh, sing melas karo masyarakat...

INDONESIAKU mau di bawa kemana?, kalian juga para pemimpin, mbok yoo kalau buat keputusan tuh liat-liat, kalau buat kantong kalian seh gak masalah, gaji dah jelas ada di tangan walaupun semisalkan kerja kalian cuman nonton tv dan tidur, tiap bulan 5 juta mungkin dah ada di tangan dan itu semua duit rakyat, belum tanda tangan kalian yang harganya puluhan juta, nah kalau temen gue si abang beca di depan kost an gimana?, pegang 10 rebu tiap hari aja masih jadi mimpi buat mereka, "lah itu salah mereka yang enggak sekolah", boleh lah kalian jadikan alasan, tapi apa anak negeri ini cukup mampu untuk sekolah?, biaya spp berapa?, uang seragam berapa?, sumbangan masuk sekolah berapa?, jangankan buat sekolah pak, buat makan sehari-hari aja masih ngutang di warung sebelah, jangan di bandingin sama yang gajinya 16 juta perbulan pak, indonesia gak semuanya orang tuh kaya, tapi kalau kayak bapak-bapak seh mungkin sedikit banyak jumblahnya, tapi yang peduli ma rakyat mana pak?

INDONESIAKU mau di bawa kemana?, demo di mana-mana, rakyat dah bosan dengan kenaikan-kenaikan."perasaan dulu waktu jamannya pak harto lebih enak yaa?" komentar abang beca yang mangkal di depan kost ku, "iyah semuanya masih murah-murah gak kayak sekarang" komentar teman yang lainnya. kenapa jadi begini?, okelah untuk bertoleransi bahwa hasil reformasi gak bisa secepatnya, tapi sampai kapan? " hey, amerika aja butuh waktu 100 tahun untuk makmur" itukah komentar yang harus di lontarkan?, jangan itu jadikan alasan, liat jepang, berapa lama waktu yang di butuhkan untuk membenahi diri, gak lebih dari 20 tahun pak. "tapi orang jepang kan pinter-pinter" lah..lah..lah, jadi apa sampeyan kira orang indonesia gak kalah pinter?, pinter korupsi, pinter demo, pinter protes, pinter nyuri, pinter bikin bom, jadi ya kurang pinter apa?, mahasiswa kan banyak, masak mereka semua orang goblok?, mereka tuh pinter-pinter, jadi apa orang indonesia itu enggak pinter?, pinter pak, paling pinter..

INDONESIAKU mau di bawa kemana?, terserah bapak-bapak pemimpin deh di bawa kemana, gue pasrah yang penting negeri ini makmur, terserah kalian mo bawa kemana, gue ngikut aja, yang penting temenku si abang beca di depan kost an bisa membiayai sekolah anaknya, terserah negeri ini bapak atau ibu para pemimpin mau di bawa kemana, asal semua anak negeri ini bisa tersenyum menyongsong hari esok..silahkan bawa kemana saja kami ini, asalkan jangan kalian hancurkan negeri ini yang di bangun dengan tetesan darah dan tumpahan air mata para pahlawan negeri ini. Terima kasih

Wednesday, January 15, 2003

kayaknya makin enggak mutu yaa?./....:(

Tuesday, January 14, 2003

Jiwaku Memanggilku
sumber:Tidak ingat dari siapa
----------------------------------------------
Jiwaku berkata padaku dan menasehatiku agar mencintai semua orang yang membenciku, berteman dengan mereka yang memfitnahku, bersabar thd orang yang menceritakan kesalahanku/aibku ke orang lain bukannya langsung menasehatiku.

Jiwaku berkata padaku dan mengungkapkan kepadaku bahwa cinta sejati itu tidak harus memiliki, cinta itu tidak hanya menghargai orang yang mencintai, tetapi juga orang yang dicintai.

Sejak itu bagiku cinta ibarat jaring laba-laba diantara dua bunga, dekat satu sama lain; menjadi lingkaran cahaya tanpa awal dan tanpa akhir, melingkari apa yang telah lahir dan memupuk selamanya untuk merengkuh yang akan hadir.

Jiwaku menasehatiku dan mengajariku agar melihat kecantikan yang ada dibalik bentuk dan warna.

Jiwaku memintaku untuk menatap semua yang buruk dengan tabah sampai nampaklah keelokannya.

Jiwaku menasehatiku dan menegurku agar menghargai waktu dengan mengatakan "ada hari kemarin dan ada hari esok".

Demi masa sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Dan saling nasehat menasehati dalam kebenaran Dan nasehat menasehati dalam kesabaran.

Jiwaku menasehatiku dan memintaku Agar tidak merasa mulia karena pujian Dan agar tidak disusahkan oleh ketakutan karena cacian. Sampai hari ini aku ragu akan harga pekerjaanku;

Tapi sekarang aku belajar:
Bahwa pohon berbunga di musim semi, dan berbuah di musim panas dan menggugurkan daun-daunnya di musim gugur untuk menjadi benar-benar telanjang di musim dingin? Tanpa merasa mulia dan tanpa ketakutan atau malu.

Jiwaku menasehatiku dan mengingatkanku:
Bahwa aku adalah debu dimata Allah
Bahwa aku adalah lemah dimataNYA
Bahwa aku miskin dibanding kerajaan NYA
Tiada aku boleh merasa besar kecuali oleh NYA
Kesombongan itu hanya milikNYA
Dan semua yang berlangsung adalah iradatNYA
Tapi pernahkan kita pernah sungguh-sungguh memikirkannya

caerita tentang seorang sahabat di seberang lautan, yang mengembara demi sebuah cerita akan masa depan dan cita-cita yang belum terselesaikan. empat tahun sudah dia bergelut dengan buku-buku dan juga perjalanan cintanya yang sangat menggebu. kadang menangis kadang tertawa, mencari dan terus mencari tanpa ada pernah datang rasa bosan itu. waktu kamu tinggalkan negeri ini di saat gerakan mahasiswa sedang gencarnya untuk melengserkan rezin yang ada, sekarangpun masih begitu kalaupun kamu tau, empat tahun melewati masa-masa hidup di negeri seberang lautan dengan menyinpan berjuta cerita dan mimpi dan segudang cita-cita yang belum dia selesaikan, dia bercerita kepadaku, tentang perjalanan cintanya yang kandas di tengah jalan karena sang pujaan selalu tak pernah bisa percaya diri, cerita tentang mamahnya yang selalu seakan-akan menyalahkan dia kenapa dia bisa kandas menjalin cinta, tapi itu hanya sederetan cerita di masa silam yang sudah semestinya di kuburkan.
cerita tentang seorang sahabat di seberang lautan, yang sedang berkutat dengan sederetan program-program komputer yang sedang dia kerjakan dari dalam lab kampusnya, juga tentang cerita akan kekasihnya yang melanbungkan angan dan masa depan ketika nanti dia pulang ke negeri ini yang entah akan jadi apa nanti. cerita cintanya yang sedang hangat-hangatnya juga masalah error program komputernya yang belum juga bisa di selesaikan, selalu ada cerita baru yang datang dan dia ceritakan dari dalam lab sekolahnya.
cerita tentang seorang sahabat di seberang lautan, yang sedang jatuh cinta dengan calon sarjana dari itb sana, cerita tentangnya tak pernah bisa membautku bosan untuk mendengarkannya, entah tentang rasa rindu dia, juga penantian kepada kekasihnya yang sekarang sedang berkutat menghadapi ujian akhir di itb sana yang tiap malam selalu dia nantikan kehadirannya di balik layar komputernya untuk sekedar melepaskan rasa rindu yang ada.
cerita tentang sabahat di negeri seberang lautan, yang bercita-cita akan membuka warung makan ketika dia pulang nanti, bertanya tentang prospek perkembangan inet yang ada di negeri ini, antara keraguan apa yang mesti dia lakukan sepulangnya nanti ke negeri tercinta ini dan kebimbangan akan tawaran kerja yang dia terima di negeri sakura, memendam sejuta mimpi, walau dia bilang kalau dia tak suka untuk bermimpi.
cerita tentang seorang sahabat di negeri seberang lautan, berjuanglah kamu di sana, sampai semuanya bisa terselesaikan dan semua orang bisa bangga akan keberhasilanmu.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Top Web Hosting | manhattan lasik | websites for accountants