Friday, July 05, 2002

seorang teman baik menulis :

Tuhan Berpihak

Entah mengapa Tuhan seakan selalu berpihak padaku, diriku, dirimu, temanku, ipar kakak temanku bahkan pada saudaraku yang duduk di pinggir embong (jalan_red) nan mendidih terbilas sinar sang surya. Tapi sungguh sah kan, bila ku katakan Tuhan telah berpihak lebih padaku dan ku harap kau urungkan niatmu untuk memprotes kata-kataku. Bukankah saat ini pikiran dan tanganku yang berbicara ? Dan aku berani bersumpah aku tidak meminjam mulutmu atau pun jemarimu yang lentik dalam kalimatku... Yah, biarkan jiwaku melayang diantara deru nafasmu yang rindu menghempaskan jemarimu yang lentik pada pipiku. Dan keinginan mu untuk merobek mulutku hingga tiada tempat bagi lidahku tuk bernaung atau rasa inginmu untuk lemparkan komputermu ke bak sampah ketika nampak dilayar tulisanku. Kuharap kau urungkan semua niat itu atau haruskah ku mohon ?

Tapi benarlah Tuhan telah berpihak padaku, setidaknya demikianlah bisikan hatiku karena tiada keberanian hatiku untuk berteriak disaat sang nafsu nampak mengintip dirongga jiwa. Begitu nyata didepanku bahkan jelas tergambar hingga ke setiap nafas yang ku sirkulasikan di paru-paru.

Ku tahu Tuhan telah berpihak padaku saat ku lulus akademiku. Jujur, tiada kegembiraan yang dapat ku rayakan selain kehadiran bunda dan ayahanda serta manis wajah kakak dan adikku. Ku lihat bening berkilau melangkah pelan di sela pori kulit halus adikku yang manis, juga bundaku juga ayahku yang nampak pantulan panas sinar surya yang sombong melewati keningnya yang melebar. Kulihat itu saat pelan kulangkahkan kakiku berirama bersama mereka yang kucinta melewati gerbang kampusku yang membiru namun terbakar kuning taburan mentari. Sedangkan disampingku dan kami berkelebat kijang kapsul, carry, panther bahkan minibus yang beriring seakan berbaris. Disana, didalam keteduhan dan kesejukan bernafas lega temanku, kawanku serta rekanku.
Tuhan telah berpihak padaku karena aku telah diijinkan bergelak ria nan bebas tiada batas volume suara dan bercanda riang tanpa batas jarak raga. Dan aku memiliki waktu yang begitu lama menelusuri embong yang lebar tuk berhangat melepas rindu. Yang semua itu tak akan dapat ku rengkuh andaikan aku dan kami berada dalam kijang, atau carry atau panther bahkan meski minibus. Dan Tuhan telah berpihak padaku.

Kutahu Tuhan telah berpihak padaku saat ku melangkah riang di trotoar. Kulihat dibawah siraman emas mentari yang menghanguskan melesat cepat mobil yang memantulkan cahaya menyilaukan. Tak perlu kubuka buku pramukaku ketika kucoba menyimpulkan, ada apa gerangan. Ah, ia sungguh terburu-buru, mungkinkah istrinya melahirkan ? Ataukah anaknya diare ataukah ia telah mengikat kandung kemihnya terlalu kuat hingga tiada tertampung lagi limbah ? Ah mungkin ia telah berjanji dengan rekan bisnisnya, ataukah mungkin lima menit lagi pesawatnya akan berangkat ?
Tuhan telah berpihak padaku karena telah membiarkan aku untuk berlenggang ria menikmati cerahnya hari sambil bersiul tanpa ada yang ku cemaskan. Sehingga aku tak perlu alirkan keringat karena terburu-buru atau memacu jantungku karena kecemasan. Dan Tuhan telah berpihak padaku.

Kuyakin Tuhan telah berpihak padaku saatku duduk diatas dingklik (kursi kayu_red) di pinggir embong menghadap piring penuh putih nasi dan jeroan. Dan jauh di seberang ku tatap lekat gedung megah tinggi menjulang serasa menjangkau awan. Berjalan lenggang dua atau tiga atau lebih berkerumun muda-mudi. Mengusung setumpuk buku didada seraya bercerita. Gedung itu bernama Universitas, nama yang begitu akrab diangan, yah, akrab diangan... akrab diangan. Didalamnya berkumpul begitu banyak penghitung tercepat, pembicara ternama dan pemikir paling ulung. Mereka teruji dengan begitu banyak kemampuan dan keunggulan.
Tuhan telah berpihak padaku karena telah memaafkan ku untuk tidak mengetuk pintu gedung itu. Tidak murka ketika aku tak pernah kunjungi gedung itu untuk sekedar berinspirasi. Sehingga aku terbebas dengan beban yang begitu membungkukan punggung. Beban yang mengharuskan aku ber IP 3,5 dan cumme laude menjadi gelarku, dan aku harus menjadi ilmuwan atau pun pengamat dan aku pun harus menjadi seorang menteri dan aku pun harus menjadi presiden dan aku pun harus diadili. Dan Tuhan telah berpihak padaku.

Ini bukanlah histeris putus asa tapi luapan kebahagiaan akan keberpihakan Tuhan padaku. Silahkan debat ataupun sangkal tapi aku kan terus katakan, Tuhan telah berpihak padaku. Apakah Tuhan telah berpihak padamu duhai temanku, sahabatku ?

Best Regard with truly love,

Acan...R.S. Ngarasan

--------------------------------------------------------------------------------

Tuesday, July 02, 2002

pada seorang kawan yang berultah 4 july besok

selamat ultah buat Itha, semoga apa yang kamu cita-citakan bisa di raih dengan segala kesuksesan, sowie kalau aku tidak bisa memberikan sebuah hadiah yang layak buat kamu..:), tapi doaku selalu besertamu, semoga di ultahmu ini, kamu bisa makin dewasa seiring dengan bertambahnya angka-angka di deretan umurmu..:), hanya ini yang bisa aku katakan padamu, met ultah, moga sejahtera selalu.amin

Monday, July 01, 2002

bingung..:(

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Top Web Hosting | manhattan lasik | websites for accountants